Intisari-online.com - Ibu Tien Soeharto, istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto.
Beliau adalah seorang pahlawan nasional yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang setia dan mendukung karier suaminya sebagai prajurit dan pemimpin bangsa.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Ibu Tien pernah mengalami peristiwa unik yang hampir merenggut nyawanya.
Pada tahun 1973, Ibu Tien menerima kunjungan ibu-ibu yang bergabung dalam B.K.O.W.
Yaitu Nakertranskop (Eka Dharma Santi) se-Indonesia di Istana Merdeka.
Saat itu, ia sedang berada di ruang tamu bersama tamu-tamunya.
Tiba-tiba, terdengar suara ledakan keras dari luar ruangan. Rupanya, ada bom yang meledak di dekat pintu masuk istana.
Ibu Tien dan tamu-tamunya langsung berlindung di balik sofa dan meja.
Mereka berusaha tetap tenang dan tidak panik. Ibu Tien bahkan sempat menenangkan tamu-tamunya dengan berkata, "Jangan takut, ini hanya latihan."
Ternyata, bom tersebut adalah bom rakitan yang dibawa oleh seorang pria bernama Sutrisno.
Ia adalah mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin melakukan aksi terorisme terhadap pemerintah Orde Baru.
Ternyataberhasil menyusup ke istana dengan berpura-pura menjadi wartawan.
Namun, ia gagal melemparkan bom ke dalam ruangan karena dihadang oleh petugas keamanan.
Akibatnya, bom tersebut meledak di tangannya sendiri dan melukai beberapa orang di sekitarnya.
Beruntung, Ibu Tien dan tamu-tamunya tidak mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.
Mereka kemudian dipindahkan ke ruangan lain yang lebih aman.
Ibu Tien pun melanjutkan acara penerimaan tamunya dengan penuh ketegaran dan keberanian.
Peristiwa tersebut menunjukkan betapa kuatnya Ibu Tien Soeharto dalam menghadapi situasi yang berbahaya.
Ia juga menunjukkan betapa besar cintanya kepada bangsa dan negara dengan tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu negara meskipun menghadapi ancaman terorisme.
Setelah insiden bom di Istana Merdeka, Ibu Tien Soeharto kembali menjalani aktivitasnya sebagai ibu negara dengan penuh semangat.
Ia terus mendampingi suaminya dalam berbagai kunjungan kenegaraan dan kegiatan sosial.
Baca Juga: Punya Paras Tampan, Soeharto Ternyata Payah Urusan Asmara, Mati Kutu Di Depan Sosok Ini
Ia juga terus berperan aktif dalam organisasi wanita, seperti Dharma Wanita, Yayasan Idayu, dan Kongres Wanita Indonesia.
Juga mendirikan Yayasan Supersemar yang memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa berprestasi.
Ibu Tien Soeharto meninggal dunia pada tanggal 28 April 1996 di Jakarta akibat serangan jantung.
Ia dimakamkan di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah, bersama suaminya yang meninggal pada tahun 2008. Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1996 oleh Presiden Soeharto.
Ibu Tien Soeharto adalah sosok yang patut dihormati dan diteladani oleh bangsa Indonesia.
Beliau adalah ibu negara yang setia, bijaksana, dan berbakti kepada negara dan bangsa.