Intisari-Online.com - Tarif dasar listrik kembali melonjak pada Selasa (1/7). Kondisi ini tentu saja meresahkan banyak kalangan, tak terkecuali pelaku bisnis. Ancaman kenaikan tarif dasar listrik salah satunya adalah menyebabkan biaya produsi jauh naik drastis dan membuat keuangan perusahaan akan membengkak.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), seperti dilansir Tribunnes.com, menjadi salah satu pihak yang resah dengan kenaikan ini. API khawatir, kanaikan TDL akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan tekstil gulung tikar.
Ade Sudrajat selaku Ketua Umum API menyebut, dampak yang paling terasa akan terjadi selepas lebaran nanti. “Biasanya perusahaan-perusahaan bermasalah memanfaatkan libur lebaran: dua minggu sebelum lebaran tidak buka, dua minggu setelahnya juga tidak. Setelah itu total berhenti,” ujar Ade.
Bagi Ade dan kolega, kenaikan harga tarif dasar listrik bagi industri tekstil sangatlah memberatkan. Bahkan Ade menganggap kenaikan TDL tersebut sebagai wujud ugal-ugalannya pemerintah dalam mengelola energi nasional saat ini.
“Ekpansi akan mandek karena Indonesia ugal-ugalan menaikann energi (listrik), ini karena listrik yang terlalu mahal, penghematan dimana-mana, jadi produksinya turun, jadi biar harga listrik tetap bayarnya, produsen akhirnya mau tidak mau mengurangi produksinya,” kata Ade geram.
(Baca juga: Harga Listrik Naik, Ini Tarif Baru PLN Per 1 Juli 2014)
Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan yang tidak mempu membiayai produksinya secara otomatis akan mengurangi karyawannya (PHK). Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari kenaikan TDL yang berlaku pada 1 Juli 2014 ini.
Meski demikian, Ade masih berharap dampak dari kenaikan tarif dasar listrik tersebut tidak berdampak besar terhadap pengurangan karyawan. Dia meyakini, bahwa dengan adanya impor benang atau kain, maka perusahaan tekstil bisa terus berproduksi dengan baik.(Tribunnes.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR