Inilah Perubahan yang Terjadi dari Penggunaan Trem di Surabaya

Ade S

Editor

Trem di Surabaya. Berikut ini perubahan yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya
Trem di Surabaya. Berikut ini perubahan yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya

Intisari-Online.com -Trem adalah salah satu jenis transportasi berbasis rel yang pernah beroperasi di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya.

Hal tersebutlah yang dibahas dalam bukupelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X.

Buku yang pada halaman 32meminta siswa untuk menjelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa itu?

Lalu, apa saja sebenarnya perubahan yang terjadi usai trem secara resmi beroperasi di salah satu kota terbesar di Indonesia tersebut?

Berikut ini ulasannya.

Pertanyaan: Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa itu?

Jawaban:Penggunaan trem di Surabaya pada masa itu membawa perubahan dalam berbagai aspek, baik fisik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa itu:

- Perubahan fisik

Trem mempengaruhi tata ruang dan infrastruktur kota Surabaya. Trem membutuhkan jalur rel yang dibangun di sepanjang jalan-jalan utama kota, sehingga memengaruhi pola lalu lintas dan kepadatan kendaraan.

Trem juga membutuhkan stasiun-stasiun yang tersebar di berbagai titik strategis kota, seperti Ujung (Pelabuhan Tanjung Perak), Wonokromo, Krian, Mojokerto, Ngoro, Gemekan, dan Dinoyo.

Baca Juga: Jelaskan Perubahan Apa yang Terjadi dari Penggunaan Trem di Surabaya pada Masa Itu?

Stasiun-stasiun ini menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar. Selain itu, trem juga memicu pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, seperti depo, bengkel, gudang, rumah dinas, dan lain-lain.

- Perubahan ekonomi

Trem meningkatkan mobilitas barang dan orang antara kota-kota dan desa-desa di Jawa Timur. Trem memudahkan akses transportasi bagi para pedagang, petani, pekerja, pelajar, dan penumpang lainnya.

Selain itu, trem menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat lokal, seperti penjual makanan dan minuman, penjaga parkir, tukang becak, dan lain-lain.

Keuntungan dari tarif penumpang dan barang yang dibawa oleh trem juga meningkatkan pendapatan Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) sebagai pengelola transportasi tersebut.

- Perubahan sosial

Sebagai sarana transportasi, trem memungkinkan interaksi sosial antara berbagai kelompok masyarakat. Para penumpang dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, dan etnis dapat bertemu dan bercakap-cakap di dalam trem.

Selain itu, trem juga memberikan edukasi bagi masyarakat lokal yang dapat melihat pemandangan dan kebudayaan daerah lain yang dilewati oleh trem.

Namun, trem juga menciptakan ketimpangan sosial antara penumpang kelas atas dan kelas bawah.

Orang-orang Eropa atau pribumi yang bekerja untuk pemerintah kolonial atau perusahaan-perusahaan Belanda biasanya menjadi penumpang kelas atas. Mereka dapat menikmati fasilitas trem yang lebih nyaman dan mewah.

Sementara itu, orang-orang pribumi yang bekerja sebagai buruh atau petani biasanya menjadi penumpang kelas bawah. Mereka harus berdesak-desakan di gerbong trem yang sempit dan panas.

Baca Juga: Penjelasan Perubahan yang Terjadi dari Penggunaan Trem di Surabaya

- Perubahan budaya

Melalui teknologi, arsitektur, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dibawa oleh trem, masyarakat lokal dapat mengenal budaya Barat. Trem menjadi simbol kemajuan dan modernitas bagi kota Surabaya.

Budaya Barat juga mempengaruhi cara berpakaian, berbicara, bersikap, dan bermusik bagi sebagian masyarakat yang terpengaruh oleh trem.

Selain itu, trem juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman dan budayawan lokal, seperti penulis, pelukis, penyair, dan musisi.

Pertanyaan: Mengapa trem dapat menjadi simbol penjajahan bagi kaum pergerakan kemerdekaan pada masa itu?

Jawaban:Meskipun trem memberikan manfaat bagi perkembangan kota dan masyarakat Surabaya, trem juga memiliki sisi gelap sebagai simbol penjajahan bagi kaum pergerakan kemerdekaan pada masa itu.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa trem dapat menjadi simbol penjajahan bagi kaum pergerakan kemerdekaan pada masa itu:

- Trem merupakan proyek kolonial yang bertujuan untuk menguntungkan pihak Belanda.

Trem dibangun dan dikelola oleh OJS, sebuah perusahaan milik Belanda yang mendapatkan konsesi dari pemerintah kolonial untuk mengoperasikan transportasi berbasis rel di Jawa Timur.

OJS mendapatkan keuntungan besar dari tarif penumpang dan barang yang dibawa oleh trem.

OJS juga mendapatkan hak atas tanah-tanah yang dilewati oleh jalur rel trem. OJS juga mempekerjakan banyak orang pribumi sebagai buruh dengan upah rendah dan kondisi kerja buruk.

Baca Juga: Kesinambungan Trem sebagai Moda Transportasi pada Masa Dulu hingga Sekarang

- Trem merupakan alat eksploitasi sumber daya alam dan manusia oleh Belanda.

Trem memfasilitasi pengangkutan barang-barang hasil bumi dari daerah-daerah pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan untuk diekspor ke Eropa atau daerah jajahan lainnya. Barang-barang tersebut antara lain adalah tebu, kopi, tembakau, karet, kayu, dan minyak bumi.

Trem juga memfasilitasi pengangkutan orang-orang pribumi yang direkrut sebagai pekerja paksa (romusha) atau tentara bayaran (knill) untuk mengerjakan proyek-proyek kolonial di daerah lain.

- Trem merupakan sarana propaganda dan represi politik oleh Belanda.

Trem digunakan oleh pihak Belanda untuk menyebarkan informasi dan ideologi yang menguntungkan kepentingan kolonial mereka. Trem juga digunakan oleh pihak Belanda untuk mengawasi dan menindak gerakan-gerakan perlawanan yang muncul di kalangan masyarakat lokal.

Trem menjadi sasaran serangan dan sabotase oleh para pejuang kemerdekaan yang ingin mengganggu jalannya transportasi kolonial.

Demikian artikel untuk menjawab pertanyaan:Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa itu?

Baca Juga: Mengapa Trem Menjadi Simbol Penjajahan Bagi Kaum Pergerakan Kemerdekaan?

Artikel Terkait