Penjelasan Perubahan yang Terjadi dari Penggunaan Trem di Surabaya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya
Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya

Intisari-Online.com-Jelaskan perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya.

Trem adalah transportasi yang sempat populer di era kolonial.

Trem mulai beroperasi pada 1869 di Batavia dan 1889 di Surabaya.

Setelah beroperasi, trem mula berkembang dari yang mulanya trem tenaga kuda, menjadi trem uap dan trem listrik.

Ketika itu, kehadiran trem memberikan cukup banyak manfaat bagi rakyat Indonesia, bahkan para serikat buruh banyak yang bergantung pada transportasi ini.

Akan tetapi, pada akhirnya trem dihilangkan di Indonesia.

Trem dihilangkan di Jakarta pada 1962 di Jakarta dan sudah tidak digunakan lagi di Surabaya sejak 1970-an.

Lantas, bagaimana sejarah dan perkembangan trem pada masa Hindia Belanda hingga sekarang?

Trem dibangun pertama kali pada tahun 1911 dan pada tahun 1927.

Setelah Indonesia merdeka, perusahaan Djawatan Kereta Api mengambil alih trem dari Belanda pada tahun 1945.

Nah, karena buruknya manajemen trem membuat transportasi tersebut tidak dapat terawat dengan baik.

Baca Juga: Kesinambungan Trem sebagai Transportasi Masa Dahulu hingga Sekarang

Lalu, pada 1970 trem sudah tidak digunakan lagi di Kota Surabaya karena sudah kalah bersaing dengan transportasi lain dan lebih modern.

Masa Hindia Belanda

Surabaya

Selain di Jakarta, trem juga sempat populer di Surabaya, Jawa Timur.

Trem di Surabaya mulai beroperasi di kota itu sekitar abad ke-19, yang dinaungi oleh Ooster Java Stoomtram Maatschappij (OJS), perusahaan pengelola trem.

Bagaimana perubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya?

Pada 1889, trem di Surabaya mulai dioperasikan dengan melewati tiga jalur, yaitu Ujung Sepanjang, Mojokerto-Ngoro, dan Gemekan-Dinoyo.

Lebih lanjut, sekitar tahun 1913-1916, jalur di bagian sisi barat pusat kota mulai dibuka.

Trem pun terus mengalami perkembangan bersamaan dengan transportasi lain, termasuk bus.

Pada masa Hindia Belanda, trem cukup membawa keuntungan bagi masyarakat.

Diketahui pada 1927, sekitar 11,4 juta orang menggunakan trem listrik dan 5,2 juta orang lainnya menggunakan trem uap.

Baca Juga: Peristiwa Pengulangan Berhentinya Trem sebagai Moda Transportasi Umum

Sayangnya, dengan munculnya transportasi lain seperti bus, mobil, dan taksi keberadaan trem mulai tidak terlihat.

Bahkan, sempat diberlakukan pembagian kelas sesuai harga tiket untuk bisa menaiki trem.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengambil alih trem dan kereta api.

Djawatan Kereta Api kemudian membagi penumpang ke dalam dua kategori, yakni kelas I seharga 15 sen dan kelas II seharga 10 sen.

Ironisnya, keadaan ini justru membuat trem semakin mengalami kemunduran.

Trem pun akhirnya tidak lagi difungsikan di Surabaya pada 1970.

Jadiperubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya pada masa itu?

Orang menggunakan trem uap dan listrik untuk transportasi.

Pertumbuhan pusat-pusat ekonomi diwilayah Panjang-Ujung. Selain itu, pertumbuhan kawasan pemukiman.

Itulah tadiperubahan apa yang terjadi dari penggunaan trem di Surabaya.

Baca Juga:Adakah Peristiwa Pengulangan Terkait Berhentinya Trem sebagai Moda Transportasi Umum?

Artikel Terkait