Intisari-online.com - Hutan Papua memang menyimpan banyak kisah misterius di baliknya.
Bahkan tak jarang ada kisah tentang ekspedisi Kopassus di dalam hutan Papua.
Salah satunya adalah kisah berikut ini.
Pada tahun 1960-an, hutan Papua masih menjadi misteri besar bagi dunia.
Banyak cerita tentang suku kanibal yang tinggal di pedalaman dan memakan manusia yang masuk ke wilayah mereka.
Salah satu korban yang diduga dimakan oleh suku kanibal adalah Michael Rockefeller, putra dari miliarder Amerika Serikat, John D Rockefeller.
Michael Rockefeller hilang saat melakukan ekspedisi ke hutan Papua Nugini pada tahun 1961.
Ia bersama rekannya, Rene Wassing, terpisah dari rombongan saat perahu mereka terbalik di sungai.
Mereka berdua berusaha bertahan di atas papan kayu sambil menunggu bantuan.
Namun, setelah beberapa jam, Michael memutuskan untuk berenang ke pantai untuk mencari pertolongan. Ia tidak pernah terlihat lagi.
Dua bulan kemudian, ditemukan sepotong kaki yang masih mengenakan sepatu di pantai dekat tempat Michael hilang.
Baca Juga: Masa Lalu Sang Kanibal Terbongkar, Ini Penyebab Jeffrey Dahmer Jadi Pembunuh Paling Keji di AS
Jenis sepatu itu cocok dengan yang dikenakan oleh Michael saat ekspedisi.
Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa Michael telah dimakan oleh suku kanibal yang tinggal di hutan Papua.
Isu ini menghebohkan dunia internasional dan menarik perhatian Indonesia yang saat itu baru saja menguasai wilayah Papua dari Belanda.
Untuk membuktikan bahwa tidak ada suku kanibal di wilayahnya, Indonesia mengirimkan pasukan khususnya, RPKAD (sekarang Kopassus), untuk melakukan ekspedisi ke hutan Papua.
Pada tahun 1969, tujuh anggota RPKAD bersama lima anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua dan empat orang wartawan dari NBC Amerika dan TVRI Indonesia berangkat ke Lembah X, sebuah daerah yang berada di lereng utara Gunung Jayawijaya.
Lembah X merupakan daerah yang sangat indah namun juga sangat terpencil dan belum pernah dijamah oleh manusia dari luar.
Tim ekspedisi dipimpin oleh Kapten Feisal Tanjung sebagai komandan tim dan Lettu Sintong Panjaitan sebagai perwira operasi.
Mereka berencana untuk menjalin kontak dengan suku setempat dan membawa pulang bukti bahwa tidak ada suku kanibal di Papua.
Namun, ekspedisi ini tidak berjalan mulus. Tim menghadapi banyak kesulitan dan bahaya selama berada di hutan Papua.
Mereka harus berjalan kaki selama berhari-hari melalui medan yang sulit dan berbahaya. Mereka juga harus waspada terhadap binatang buas dan penyakit tropis.
Selain itu, mereka juga mengalami kejadian-kejadian aneh dan seram yang membuat mereka merinding.
Baca Juga: Pembunuh Berantai dan Kanibal, Ini Alasan Jeffrey Dahmer Konsumsi Daging Manusia
Mereka mendengar suara-suara misterius di malam hari. Mereka melihat jejak-jejak kaki manusia tanpa pemiliknya.
Kemudian merasakan adanya kehadiran makhluk-makhluk gaib yang mengintai mereka.
Salah satu kejadian paling menyeramkan adalah saat mereka menemukan sebuah kuburan dengan tulang-tulang manusia yang masih berserakan di sekitarnya.
Di antara tulang-tulang itu, mereka melihat sebuah sepatu yang mirip dengan sepatu Michael Rockefeller.
Menurut bukukarangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara.
Dalam buku itu, dijelaskan bahwa tim ekspedisi berhasil menjalin kontak dengan suku setempat yang bernama Dani.
Mereka disambut dengan baik oleh suku Dani yang ternyata tidak bersifat kanibal.
Mereka juga mendapatkan informasi bahwa sepatu yang mereka temukan di kuburan bukanlah milik Michael Rockefeller, melainkan milik seorang misionaris Belanda yang tewas di sana beberapa tahun sebelumnya.
Tim ekspedisi juga berhasil membawa pulang beberapa artefak budaya dari suku Dani, seperti perhiasan, senjata, dan alat musik.
Mereka juga merekam beberapa dokumenter tentang kehidupan suku Dani yang ditayangkan di televisi Indonesia dan Amerika.
Namun, tim ekspedisi juga mengalami beberapa korban selama berada di hutan Papua. Salah satu anggota RPKAD meninggal karena terserang malaria.
Salah satu anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua terluka parah karena tertusuk bambu beracun.
Salah satu wartawan NBC Amerika juga terluka karena terjatuh dari tebing.
Meskipun demikian, tim ekspedisi merasa puas dan bangga dengan pencapaian mereka. Mereka berhasil membuktikan bahwa tidak ada suku kanibal di Papua.
Mereka juga berhasil menjalin hubungan baik dengan suku Dani. Mereka juga berhasil mengungkap misteri kaki Michael Rockefeller yang ternyata bukan dimakan oleh suku kanibal.