Intisari-Online.com- VladimirPutin Sumringah, Kehadiran Batalion Azov Di Militer Ukraina Jadi Sebabnya, Ada Apa?
Rusia dan Ukraina masih menjadi perhatian dunia saat ini.
Pasukan Rusia termasuk pasukan tentara terkuat di bumi.
Kemampuan militer Rusia, tepat di bawah militer Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, kemampuan pasukan Ukraina tidak bisa dianggap sebelah mata.
Ada pasukan hebat bernama Batalion Azov.
DiberitakanNational Geographic, Batalion Azov atau Azov Battalion adalah kelompok relawan yang ikut bersama dengan tentara Ukraina memperjuangkan kedaulatan Ukraina.
Peoplesword.org menyebut, Batalion Azov dibentuk pada 2014.
Saat itu, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea.
Awalnya, Batalion Azov dibentuk melalui pendukung militan klub sepak bola Metalist Kharkiv guna menghancurkan pasukan separatis pro Rusia.
Secara organisasi, tentara sukarelawan ini berada dalam pimpinan Andriy Billetsky yang dikenal sebagai seorang fasis kejam.
Pada2015, anggota Batalion Azov diperkirakan mencapai 1400 personel.
Namun, saat ini Batalion Azov sudah terintegrasi penuh dalam militer Ukraina.
Anggotanya diduga bertambah banyak seiring berjalannya waktu.
Pada 2018, Hope not Hate menyebut, Batalion Azov sudah bekerja sama dengan kelompok Inggris Divisi Misantropik.
Tujuan mereka untuk merekrut aktivis sayap kanan Inggris guna terjun dalam medan laga Ukraina.
Batalion Azov memiliki tradisi Neo-Nazi.
Mereka mengklaim pengikut dari Hitler Ukraina subdivisions SS serta pro Hitler.
“Setelah kudeta tahun 2014, Ukraina telah berubah menjadi sumber neo-Nazi dari seluruh dunia,” ujar Petro Symonenko pemimpin dari Partai Komunis Ukraina.
Konflik itu dituangkan dalam penelitian Faiz Fadhlurrakhman yang berjudul "Kejahatan Perang Azov Batalion Dalam Konflik Rusia-Ukraina 2014: Perspektif Konstruktivis" yang terbit tahun 2017.
Faiz menemukan, ada tiga kebejatan yang dilakukan Batalion Azov, mereka dinilai mencederai Konvensi Jenewa I sampai IV.
9 Mei 2014, tercatat Batalion Azov menyerang aktivis pro Rusia dalam parade Victory Day di Mariupol.
Parade tersebut merupakan peringatan penyerahan oleh Nazi Jerman yang bertepatan dengan kedatangan presiden Rusia Vladimir Putin ke Crimea pertama kali setelah dianeksasi.
Peristiwa berdarah tersebut diawali dengan kontak senjata tentara Ukraina dan Batalyon Azov melawan aktivis pro Rusia.
Batalyon Azov melakukan penyerangan terhadap para aktivis yang sedang melakukan parade.
Akibatnya, 25 masyarakat sipil terluka.
Walaupun kejam terhadap segala hal yang berbau Rusia, dikatakan, Putin akan senang dengan keberadaan Batalion Azov.
Diberitakan NBC News, rasionalisasi Putin menyerang Ukraina, termasuk klaim ia melawan neo-Nazi.
"Tidak mengejutkan jika masyarakat Ukraina menghadapi kebangkitan nasionalisme ekstrimis kanan, yang dengan cepat menyebar menjadi fobia Rusia yang agresif dan neo-Nazisme atau neo-Nazi," ujar Putin.
Selain itu, Putin juga menuduh, negara-negara NATO mendukung neo-Nazi.
Memang benar Garda Nasional Ukraina menjadi rumah Batalion Azov, yang diisi oleh para neo-Nazi.
Namun, tidak ada bukti jika ada dukungan besar untuk nasionalisme kanan yang ekstrim itu di pemerintahan, militer, atau elektorat Ukraina.
Pasalnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy beragama Yahudi, dan tiga anggota keluarganya terbunuh dalam peristiwa Holocaust.
Baca Juga: Vladimir Putin Mau Hentikan Invasi Rusia Ke Ukraina Asal 3 Syarat Ini Terpenuhi