Dua Kali Berani Serang Belanda, Inilah 8 Fakta Sultan Agung, Raja Mataram yang Ditakuti VOC

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Sultan Agung Melawan Belanda.
Ilustrasi - Sultan Agung Melawan Belanda.

Intisari-online.com - Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah sultan ketiga dari Kesultanan Mataram yang memerintah dari tahun 1613 hingga 1645.

Beliau adalah seorang penguasa yang tangkas, cerdas, taat agama, dan berjiwa pejuang.

Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan besar dan kuat di Nusantara.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Sultan Agung yang mungkin belum Anda ketahui:

1. Nama asli Sultan Agung adalah Raden Mas Jatmika atau Raden Mas Rangsang. Beliau lahir di Kutagede, Mataram pada tahun 1593.

Beliau merupakan putra dari Susuhunan Anyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati, putri dari Prabu Wijaya, raja terakhir dari Kesultanan Pajang.

2. Sultan Agung memiliki dua permaisuri utama yang disebut Ratu Kulon dan Ratu Wetan.

Ratu Kulon adalah putri dari Sultan Cirebon, sedangkan Ratu Wetan adalah putri dari Adipati Batang dan cucu dari Ki Juru Martani.

Dari kedua permaisuri ini, Sultan Agung memiliki dua putra yang kemudian menjadi raja Mataram selanjutnya, yaitu Pangeran Alit (Amangkurat I) dan Pangeran Puger (Amangkurat II).

3. Sultan Agung merupakan penguasa yang berusaha mengembangkan agama Islam di pulau Jawa.

Beliau mendapatkan pendidikan agama dari beberapa wali, terutama Sunan Kalijaga yang dijadikan guru dan penasehatnya.

Baca Juga: Babak Beluk Diserbu Pasukan Trunojoyo, Raja Mataram Amangkurat I Kabur Ke Tempat Ini Hingga Tewas

Beliau juga membangun masjid-masjid besar di Mataram, seperti Masjid Gedhe Kauman dan Masjid Agung Demak.

4. Sultan Agung dikenal sebagai raja yang berani dan gigih dalam melawan penjajah Belanda yang dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Beliau melakukan dua kali pengepungan terhadap Batavia (Jakarta) pada tahun 1628 dan 1629, namun gagal karena faktor cuaca dan penyakit.

Meskipun demikian, beliau berhasil menaklukkan beberapa wilayah penting di Jawa, seperti Surabaya, Madura, Pasuruan, Tuban, dan Gresik.

5. Sultan Agung juga merupakan seorang budayawan dan filsuf yang meletakkan pondasi Kajawen atau kebudayaan Jawa.

Beliau menciptakan kalender Jawa yang berdasarkan perhitungan astronomi dan astrologi.

Iajuga menciptakan aksara Jawa baru yang disebut Aksara Hanacaraka atau Carakan.

Selain itu, beliau juga menghasilkan karya sastra seperti Serat Pararaton (Kitab Raja-Raja), Serat Kanda (Kitab Undang-Undang), Serat Centhini (Kitab Cerita), dan Serat Wulangreh (Kitab Tata Krama).

6. Sultan Agung juga memiliki kegemaran dalam bidang seni dan budaya.

Beliau menciptakan beberapa tarian tradisional Jawa, seperti Bedhaya Ketawang, Bedhaya Srimpi, dan Bedhaya Pangkur.

Juga mengembangkan seni pertunjukan wayang kulit dengan menambahkan tokoh-tokoh baru, seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Baca Juga: Pantas VOC Ketar-Ketir, Begini Keperkasaan Angkatan Laut Mataram Islam, Saat Porak-Porandakan Militer Belanda

7. Sultan Agung juga memiliki kebijakan yang visioner dan progresif dalam bidang pemerintahan dan ekonomi.

Membagi wilayah Mataram menjadi beberapa daerah otonom yang dipimpin oleh bupati-bupati yang loyal kepadanya.

Beliau juga mengeluarkan mata uang sendiri yang disebut kepeng atau pitis yang terbuat dari timah.

Lalu,membangun infrastruktur seperti jalan-jalan, jembatan-jembatan, dan bendungan-bendungan.

8. Sultan Agung meninggal dunia pada tahun 1645 di Karta, Mataram. Beliau dimakamkan di Astana Kasultan Agungan di Imogiri, Bantul.

Beliau digelari sebagai Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawi atau Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani al-Jawi.

Juga dianugerahi sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1975.

Demikianlah artikel Fakta-Fakta Menarik tentang Sultan Agung, Sang Raja yang Ditakuti VOC. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah Nusantara.

Artikel Terkait