Ditakuti Bangsa Portugis, Inilah Sosok Ratu Kalinyamat Yang Pernah Pimpin Ekspedisi Usir Penjajah

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ratu Kalinyamat, pemimpin wanita asal Jepara yang ditakuti oleh bangsa Portugis.
Ratu Kalinyamat, pemimpin wanita asal Jepara yang ditakuti oleh bangsa Portugis.

Ratu Kalinyamat, pemimpin wanita asal Jepara yang ditakuti oleh bangsa Portugis.

Intisari-Online.com -Orang Portugis menyebutnya sebagai "Rainha De Jepara Senora De Rica" alias "Raja Jepara Wanita Yang Berkuasa Dan Kaya Raya".

Dia juga pernah mengirim 300 buah kapal dalam ekspedisi melawan Portugis.

Dialah Ratu Kalinyamat, siapa sebenarnya wanita pemberani ini?

Ratu Kalinyamat adalahputri Sultan Trenggana, raja ketiga Kesultanan Demak, dan istri dari Sultan Hadirin, Adipati Jepara.

Wanita bernama asli Ratu Retno Kencono itu naik jadi penguasa Jepara setelah kematian sang suami di tanganArya Penangsang.

Ratu Kalinyamat dikenal sebagai seorang pemimpin yang tangguh, berani, kaya, dan berkuasa.

Dia disebut-sebut berhasil membawa Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawa dengan armada laut yang kuat dan besar.

Kalinyamat juga mengembangkan seni dan budaya di Jepara, seperti ukiran kayu, batik, dan wayang kulit.

Salah satu peristiwa paling menonjol dalam sejarah Ratu Kalinyamat adalah ekspedisi melawan Portugis di Malaka, dua kali: pada 1551 dan 1574.

Pada serangan pertama Ratu Kalinyamat konon memimpin langsung 40 buah kapal berisi sekitar 5.000 pasukan.

Sayang, ekspedisi pertama ini gagal.

Dua puluh empat tahun kemudian, Kalinyamat kembali mengirim ekspedisi melawan Portugis di Malaka.

Kali ini lebih besar: 300 kapal, 80 kapal di antaranya adalah kapal jung, dengan 15 ribu pasukan.

Lagi-lagi, ekspedisi ini gagal mengusir Portugis dari Malaka.

meski begitu, serangan ini tak pelak membuat bangsa kulit putih itu takut dan jera berhadapan dengan penguasa Jepara itu.

Konon katanya, sampai sekarang di Malaka masih ada kompleks kuburan yang tempat "Tentara Jawa" dimakamkan.

Ratu Kalinyamat meninggal pada 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan, Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin.

Artikel Terkait