Kisah Selir Yang Yuhuan, Wanita Cantik yang Menyebabkan Pemberontakan An Lushan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Selir Yang Yuhuan atau Yang Guifei.
Ilustrasi - Selir Yang Yuhuan atau Yang Guifei.

Intisari-online.com - Yang Yuhuan adalah salah satu dari empat wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok.

Ia lahir pada tahun 719 Masehi di Huayin, Hongnong.

Ia menjadi yatim piatu sejak kecil dan tinggal bersama pamannya di Henan.

Pada tahun 733, ia menikah dengan Li Mao, Pangeran Shou, yang merupakan putra dari Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang.

Namun, enam tahun kemudian, ia menarik perhatian kaisar yang jatuh cinta padanya.

Kaisar pun merencanakan untuk menjadikan Yang Yuhuan sebagai selirnya, tetapi ia harus menghadapi hambatan karena Yang Yuhuan adalah menantunya sendiri.

Untuk mengatasi masalah ini, kaisar menyuruh kasimnya, Gao Lishi, untuk membawa Yang Yuhuan ke kuil Tao dan menjadikannya sebagai biksuni dengan nama Taizhen.

Kemudian, kaisar memberinya gelar Guifei, yang berarti Selir Kehormatan, dan menjadikannya wanita paling favorit di istana.

Kaisar sangat tergila-gila dengan Yang Yuhuan sehingga ia mengabaikan urusan negara dan hanya menghabiskan waktu bersamanya.

Ia juga memberinya berbagai hadiah mewah dan memenuhi segala keinginannya.

Ia bahkan menyusun sebuah lagu untuk memuji kecantikan dan kelembutan Yang Yuhuan.

Baca Juga: Raja Gila Wanita, Ibrahim Sultan Ottoman Punya Ratusan Selir dan Suka Menculik Putri Cantik

Namun, hubungan cinta mereka tidak berlangsung bahagia.

Karena pengaruh Yang Yuhuan, kaisar menunjuk sepupunya, Yang Guozhong, sebagai perdana menteri.

Yang Guozhong adalah seorang pejabat yang korup dan tidak kompeten.

Ia juga berseteru dengan jenderal Tang yang paling berjasa, An Lushan.

An Lushan adalah seorang jenderal yang berdarah Turki-Sogdia yang menguasai tiga provinsi di perbatasan utara.

Ia memiliki pasukan yang besar dan setia kepadanya.

Ia merasa tidak puas dengan perlakuan Yang Guozhong yang sering menghina dan mencurigainya.

Pada tahun 755, An Lushan memberontak terhadap pemerintahan Tang dan mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar dari Dinasti Yan.

Ia memimpin pasukannya menyerbu ibu kota Chang'an dan Luoyang.

Kaisar Xuanzong terpaksa melarikan diri ke Sichuan bersama Yang Yuhuan dan pengawalnya.

Namun, di tengah perjalanan, para pengawal memberontak dan menuntut agar Yang Yuhuan dibunuh.

Mereka menyalahkan Yang Yuhuan dan keluarganya sebagai penyebab pemberontakan An Lushan.

Baca Juga: Selir Zhen Bongkar Rahasia Kamar Tidur Kaisar, Ini yang Dia Lakukan Setiap Malam

Mereka juga menganggap Yang Yuhuan sebagai simbol kemewahan dan kemerosotan dinasti Tang.

Kaisar Xuanzong tidak punya pilihan selain menyerahkan Yang Yuhuan kepada Gao Lishi untuk dieksekusi.

Gao Lishi membawa Yang Yuhuan ke sebuah kuil Buddha di Mawei dan mencekiknya sampai mati dengan sehelai sabuk sutra.

Konon, saat itu Yang Yuhuan masih berusia 37 tahun dan masih sangat cantik.

Kematian Yang Yuhuan sangat menyedihkan hati kaisar yang merasa bersalah dan menyesal seumur hidupnya.

Kisah selir Yang Yuhuan adalah salah satu kisah cinta tragis dalam sejarah Tiongkok.

Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak karya sastra dan seni, seperti puisi Li Bai yang terkenal, "Chang Hen Ge" (Lagu Kesedihan Abadi), yang menggambarkan kesetiaan cinta kaisar China.

Artikel Terkait