Keempat keris tersebut kemudian dibawa oleh Belanda ke negerinya dan disimpan di museum-museum di sana.
Salah satunya adalah Museum Nusantara di Delft, Belanda. Museum ini memiliki koleksi sekitar 1.500 benda seni dan budaya dari Indonesia.
Sementara itu, setelah penantian panjang, perjalanan sebuah keris Bugis berlapis emas yang dulu sempat menetap di Museum Nusantara Delft, Belanda, kini telah kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.
Keris Bugis berlekuk 11 tersebut diboyong kembali ke Indonesia oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada 2016 lalu.
Keris tersebut merupakan salah satu dari 1.500 benda seni dan budaya dari Indonesia yang dikembalikan oleh Belanda pada tahun 2017.
Benda-benda tersebut meliputi keris, batik, wayang, senjata, dan lain-lain. Benda-benda tersebut merupakan sisa koleksi Museum Nusantara Delft yang ditutup pada tahun 2013 karena alasan keuangan.
Keris Bugis yang diserahkan oleh Mark Rutte kepada Presiden Joko Widodo merupakan keris yang sangat istimewa.
Keris tersebut memiliki bilah berlapis emas dengan ukiran naga dan bunga teratai.
Gagangnya berbentuk kepala naga dengan mata berwarna merah. Sarungnya terbuat dari kayu cendana dengan ukiran bunga teratai dan naga.
Keris tersebut juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Keris tersebut merupakan keris yang diberikan oleh Sultan Hasanuddin kepada Raja Belanda Willem III pada tahun 1667 sebagai tanda penyerahan wilayah Sulawesi Selatan kepada Belanda.
Keris tersebut kemudian disimpan di Museum Nusantara Delft hingga akhirnya dipulangkan ke Indonesia.
Keris Bugis yang kembali ke tanah air ini tentu akan membawa warna baru dalam deretan barang bersejarah yang dimiliki Indonesia.
Keris ini tidak hanya menjadi bukti keindahan dan kekayaan budaya bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR