Puasa di Bawah Bendera Merah Putih: Kisah Para Pejuang yang Tak Gentar Menghadapi Penjajah di Bulan Suci

Ade S

Editor

Kolase Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, KH Mas Mansyur, dan Bung Tomo. Contoh para pahlawan yang tetap berpuasa kala berperang melawan penjajah.
Kolase Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, KH Mas Mansyur, dan Bung Tomo. Contoh para pahlawan yang tetap berpuasa kala berperang melawan penjajah.

Terdapat

Intisari-Online.com -Bendera merah putih adalah simbol kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia. Bendera ini telah digunakan sejak zaman kerajaan hingga masa kemerdekaan.

Namun, mengibarkan bendera merah putih tidaklah mudah. Banyak pejuang yang harus berkorban nyawa demi menjaga kedaulatan dan kehormatan bendera tersebut.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pejuang adalah berpuasa di tengah perang.

Puasa juga merupakan bentuk penghormatan kepada Allah SWT dan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan.

Namun, berpuasa sambil berperang bukanlah hal yang ringan. Para pejuang harus menghadapi rasa lapar, haus, lelah, dan bahaya musuh.

Mereka harus tetap semangat dan tegar dalam menghadapi segala rintangan. Mereka harus rela meninggalkan keluarga dan harta benda demi membela tanah air.

Berikut adalah beberapa kisah inspiratif para pejuang yang berpuasa di bawah bendera merah putih:

1. Teuku Umar

Teuku Umar adalah salah satu pahlawan nasional yang terkenal karena perjuangannya melawan penjajahan Belanda di Aceh pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Ia dikenal sebagai pemimpin gerilya yang cerdik dan berani.

Sosok yang lahirdi Meulaboh, Aceh Barat pada tahun 1854ini sering kali berpuasa sambil berperang melawan Belanda. Ia bahkan pernah memimpin serangan besar-besaran pada tanggal 26 Ramadan 1307 H atau 26 November 1889 M. Serangan ini berhasil mengejutkan Belanda dan merebut banyak senjata dan amunisi dari mereka.

Baca Juga: Dari Puasa Ngrowot Sampai Puasa Pati Geni, Ini Dia Tradisi Puasa Paling Unik di Nusantara

Anak seorang uleebalang bernama Teuku Achmad Mahmud ini gugur dalam pertempuran pada tanggal 11 Februari 1899 M atau 10 Syawal 1316 H di Meulaboh, Aceh Barat. Ia dimakamkan dengan hormat oleh Belanda sebagai tanda penghargaan atas keberaniannya.

2. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien adalah istri dari Teuku Umar yang juga turut serta dalam perlawanan melawan Belanda di Aceh. Ia dikenal sebagai pejuang wanita yang tangguh dan gigih.

Pahlawan wanita yang lahir di Lampadang, Aceh Besar pada tahun 1848 initidak pernah menyerah meskipun suaminya gugur dalam perang. Ia terus memimpin pasukan gerilyanya untuk melawan Belanda selama lebih dari 20 tahun.

Cut Nyak Dhien juga sering kali berpuasa sambil berperang melawan Belanda. Ia bahkan pernah mengucapkan kalimat syahadat saat sedang puasa pada tanggal 6 November 1908 M atau 28 Ramadan 1326 H ketika ia ditangkap oleh Belanda setelah pertempuran sengit di Beutong Ateuh, Aceh Tengah.

Wanita yang pernah menjadijanda setelah suami pertamanya gugur dalam perang melawan Belanda pada tahun 1878 tersebut kemudian dibuang oleh Belanda ke Sumedang, Jawa Barat hingga akhir hayatnya pada tahun 1908 M atau tahun 1327 H.

3. KH Mas Mansyur

KH Mas Mansyur adalah salah satu tokoh ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia dari Jawa Timur. Ia dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) cabang Surabaya pada tahun 1926 M.

Sosok pahlawan yang lahirdi Surabaya pada tanggal 25 Juni 1896 inijuga aktif dalam memerangi penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 M.

Anak seorang ulama dan pionir Islam bernama Kyai Haji Mas Ahmad Marzuki ini sering kali berpuasa sambil berperang melawan Jepang maupun sekutu-sekutnya mereka. Ia bahkan pernah memimpin shalat Idul Fitri di lapangan Pahlawan Surabaya pada tanggal 17 Agustus 1945 M atau 17 Syawal 1364 H bersama ribuan umat Islam yang berpuasa.

KH Mas Mansyur wafat pada tanggal 17 November 1946 M atau 29 Jumadil Akhir 1365 H di Surabaya akibat luka-luka yang dideritanya saat berperang melawan Belanda.

Baca Juga: Cara Menjaga Cairan dan Elektrolit Tubuh saat Puasa agar Tidak Haus dan Lemas

4. Bung Tomo

Bung Tomo adalah salah satu pahlawan nasional yang terkenal karena peranannya dalam memimpin perlawanan rakyat Surabaya melawan Belanda pada tahun 1945 M. Ia dikenal sebagai pemimpin yang karismatik dan berwibawa.

Sosok yang pernah bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia ini juga sering kali berpuasa sambil berperang melawan Belanda. Ia bahkan pernah menyampaikan pidato-pidato semangat juangnya melalui radio saat sedang puasa.

Anak seorang priyayi golongan menengah bernama Kartawan Tjiptowidjojo ini berhasil menginspirasi rakyat Surabaya untuk tetap berjuang meskipun dalam keadaan lapar dan haus. Ia juga berhasil menggalang persatuan antara para pejuang dari berbagai latar belakang agama dan suku.

Bung Tomo meninggal dunia pada tanggal 7 Oktober 1981 M atau 20 Jumadil Awal 1402 H di Jakarta. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan penghormatan militer.

5. KH Wahid Hasyim

KH Wahid Hasyim adalah salah satu tokoh ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia dari Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pusat pada tahun 1926 M dan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945 M.

Pahlawan nasional yanglahir di Jombang pada tanggal 1 Juni 1914 tersebutjuga aktif dalam memerangi penjajahan Belanda maupun komunis pada masa revolusi fisik hingga masa demokrasi liberal. Ia juga menjabat sebagai menteri agama pertama Republik Indonesia pada tahun 1949-1952 M.

Pria yang juga turut menjadi salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pusat pada tahun 1926 inisering kali berpuasa sambil berperang maupun menjalankan tugas kenegaraannya. Ia bahkan pernah menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 M saat sedang puasa.

KH Wahid Hasyim meninggal dunia akibat kecelakaan mobil pada tanggal 19 April 1953 M atau 28 Rabiul Akhir 1372 H di Garut, Jawa Barat. Ia dimakamkan di kompleks makam keluarga NU di Jombang, Jawa Timur.

Baca Juga: Bikin Energi dan Semangat Terjaga Seharian, Ini Tips Hari Pertama Puasa

Artikel Terkait