Raden Patah hingga Sultan Trenggono: Para Raja Kerajaan Demak yang Berjasa Besar bagi Indonesia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kerjaan Demak, Masjid Menara Demak.
Ilustrasi - Kerjaan Demak, Masjid Menara Demak.

Intisari-online.com - Kerajaan Demak atau Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.

Kerajaan yang berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah dan mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono.

Kerajaan Demak terletak di daerah Demak, Jawa Tengah.

Raden Patah adalah putra dari Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V dengan seorang putri China yang masuk Islam.

Ia memimpin pemberontakan melawan Majapahit yang telah melemah dan mendirikan kerajaan Islam di Demak pada tahun 1478.

Ia juga mendapat dukungan dari Wali Songo, sembilan ulama penyebar Islam di Jawa.

Raden Patah memerintah hingga tahun 1518 dan meninggalkan warisan berupa penyebaran agama Islam dan pembangunan masjid-masjid seperti Masjid Agung Demak.

Adipati Unus adalah putra dari Raden Patah yang naik takhta setelah ayahnya wafat.

Ia dikenal sebagai pangeran pemberani yang berani menyerang Malaka yang dikuasai oleh Portugis pada tahun 1512 dan 1521.

Namun, ia gugur dalam pertempuran kedua tersebut dan digantikan oleh saudara tirinya, Trenggono.

Sultan Trenggono adalah raja ketiga dari Kerajaan Demak yang membawa kerajaannya ke puncak kejayaan.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Demak Beserta Gambarnya yang Harus Anda Ketahui

Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga Jawa Timur dan Jawa Barat dengan mengalahkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Blambangan dan Sunda Kelapa.

Ia juga mengirim pasukan gabungan bersama Cirebon dan Banten untuk merebut Sunda Kelapa dari Portugis pada tahun 1527.

Ia kemudian mengubah nama kota tersebut menjadi Jayakarta, yang berarti kemenangan sempurna.

Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 dalam sebuah insiden saat menyerang Panarukan, Situbondo.

Para raja Kerajaan Demak telah memberikan kontribusi besar bagi sejarah Indonesia, khususnya dalam hal penyebaran agama Islam dan perlawanan terhadap penjajahan asing.

Mereka juga meninggalkan jejak budaya dan arsitektur yang masih dapat kita lihat hingga saat ini.

Namun, kejayaan Kerajaan Demak tidak berlangsung lama. Kerajaan ini mengalami keruntuhan pada akhir abad ke-16 karena beberapa faktor.

Berikut adalah beberapa penyebab runtuhnya Kerajaan Demak:

Tidak ada penerus yang handal. Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Demak adalah karena tidak ada penerus yang cakap dalam kepemimpinan.

Pada tahun 1546, Sultan Trenggono meninggal ketika berusaha menaklukkan Panarukan2. Karena hal tersebut, tahta kerajaan pun mengalami kekosongan.

Pemberontakan Arya Penangsang. Faktor lain yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Demak adalah perebutan kekuasaan.

Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Demak: Bukti Cinta dan Pengorbanan Wali Songo untuk Islam

Arya Penangsang, putra dari Pangeran Sekar yang dibunuh oleh Sultan Trenggono, menuntut balas atas kematian ayahnya dengan bantuan Sunan Kudus.

Ia berhasil membunuh Sunan Prawoto, putra dan pengganti Sultan Trenggono pada tahun 1547 dan merebut takhta kerajaan.

Berdirinya Kesultanan Pajang. Akibat dari pemberontakan Arya Penangsang, banyak daerah bawahan yang melepaskan diri dari Kerajaan Demak dan mendirikan kerajaannya sendiri.

Salah satunya adalah Kesultanan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya pada tahun 1568.

Kesultanan Pajang kemudian menjadi pusat baru penyebaran Islam di Jawa dan mengakhiri eksistensi Kerajaan Demak.

Artikel Terkait