Intisari-online.com - Dinasti Tang adalah salah satu dinasti kekaisaran China yang paling makmur dan berbudaya.
Namun, di balik kemegahan dan kemajuan dinasti ini, terdapat kisah-kisah gelap tentang persaingan dan intrik di istana.
Salah satu tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah dinasti Tang adalah Wu Zetian, selir yang berhasil menyingkirkan kaisar dan mengakhiri dinasti Tang.
Wu Zetian lahir pada tahun 624 Masehi dari keluarga bangsawan.
Pada usia 14 tahun, ia memasuki istana kekaisaran sebagai selir Kaisar Taizong, kaisar kedua dari dinasti Tang.
Wu Zetian dikenal sebagai wanita yang cerdas, cantik, dan ambisius.
Ia tidak puas dengan posisinya sebagai selir rendahan dan berusaha untuk mendapatkan perhatian kaisar.
Ketika Kaisar Taizong meninggal pada tahun 649 Masehi, Wu Zetian menghindari nasib para selir lainnya yang dikirim ke biara untuk menjadi biarawati.
Ia berhasil menarik hati putra Kaisar Taizong, Li Zhi, yang kemudian menjadi Kaisar Gaozong dari Tang.
Wu Zetian menjadi selir kesayangan Kaisar Gaozong dan mendapatkan gelar Selir Wu Mei (Selir Yang Tidak Ada Bandingannya).
Wu Zetian tidak hanya mempengaruhi keputusan politik Kaisar Gaozong, tetapi juga menyingkirkan para pesaingnya di istana dengan berbagai cara licik.
Ia dituduh membunuh putrinya sendiri untuk menjatuhkan Permaisuri Wang dan Putri Mahkota Li Hong.
Ia juga dituduh meracuni Permaisuri Xiao dan Putra Mahkota Li Xian.
Akhirnya, ia menjadi permaisuri tunggal setelah Permaisuri Wang dan Permaisuri Xiao dibuang dari istana.
Setelah Kaisar Gaozong menderita stroke pada tahun 660 Masehi, Wu Zetian semakin menguasai pemerintahan secara de facto.
Ia mengangkat anak-anaknya sebagai pewaris takhta sesuai dengan keinginannya.
Ia bahkan memaksa dua putranya untuk turun takhta demi memberikan jalan bagi dirinya untuk menjadi kaisar wanita pertama dan satu-satunya dalam sejarah China.
Pada tahun 690 Masehi, Wu Zetian mendirikan dinasti baru bernama Zhou dan mengambil gelar Shengshen Huangdi (Kaisar Suci Ilahi).
Ia melakukan reformasi administrasi, hukum, militer, ekonomi, pendidikan, agama, dan budaya.
Ia juga memperluas wilayah kekaisaran hingga Asia Tengah dan Korea.
Namun, pemerintahan Wu Zetian juga ditandai oleh korupsi, penindasan, penganiayaan politik, pemborosan anggaran negara untuk proyek-proyek megalomania seperti pembangunan patung-patung Buddha raksasa di Longmen Grottoes.
Pada akhir hayatnya, Wu Zetian semakin lemah fisik maupun mental.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Wu Zetian Kaisar Wanita Pertama China, Berselingkuh Demi Kembali ke Istana
Ia mulai kehilangan kendali atas pemerintahan dan harus menghadapi pemberontakan dari para pejabat yang tidak setuju dengan kebijakannya.
Pada tahun 705 Masehi, ia dipaksa untuk turun takhta oleh anak bungsunya Li Xian (yang sebelumnya ia singkirkan) yang kemudian naik takhta sebagai Kaisar Zhongzong dari Tang.
Wu Zetian meninggal beberapa bulan kemudian pada usia 81 tahun di istana Shang Palace.
Ia dimakamkan di Mausoleum Qianling bersama dengan Kaisar Gaozong.
Warisan Wu Zetian
Wu Zetian adalah sosok yang kontroversial dalam sejarah China. Ia dihormati sebagai wanita yang berani dan cerdas yang mampu memerintah China dengan efektif dan membawa kemajuan di berbagai bidang.
Ia juga dikritik sebagai wanita yang kejam dan licik yang tidak segan-segan membunuh siapa pun yang menghalangi ambisinya.
Wu Zetian juga meninggalkan jejak budaya yang signifikan. Ia mendukung perkembangan agama Buddha dan membangun banyak kuil dan patung Buddha.
Ia juga mempromosikan kesenian dan sastra, terutama puisi. Banyak penyair terkenal dari dinasti Tang hidup pada masa pemerintahannya, seperti Li Bai, Du Fu, Wang Wei, dan lain-lain.
Wu Zetian juga menjadi inspirasi bagi banyak karya seni dan sastra, baik di China maupun di luar negeri.
Kisah hidupnya telah diadaptasi menjadi novel, drama, film, opera, komik, dan lain-lain. Beberapa contoh karya yang terinspirasi oleh Wu Zetian adalah:
Meskipun ia sering diperdebatkan dari sisi moralitasnya, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa ia adalah wanita yang luar biasa yang berhasil mengubah takdirnya sendiri dan negaranya.