Dulu Pernah Salaman Bareng Sang Gubernur, Kini Guru Honorer Ini Malah Dipecat Usai Kritik Ridwal Kamil Pakai Kata 'Maneh'

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Sabil Fadhillah dipecat dua sekolah tempat dia mengajar setelah mengritik Ridwan Kami. Sabil dianggap tidak sopan.
Sabil Fadhillah dipecat dua sekolah tempat dia mengajar setelah mengritik Ridwan Kami. Sabil dianggap tidak sopan.

Sabil Fadhillah dipecat dua sekolah tempat dia mengajar setelah mengritik Ridwan Kami. Sabil dianggap tidak sopan.

Intisari-Online.com - Naas betul nasib Muhammad Sabil Fadhillah.

Gara-gara kritiknya terhadap Ridwan Kamil, guru honorer tersebut harus dipecat dari dua sekolah tempatnya mengajar.

Semua berawal dari postingan Ridwan Kamil di Instagram.

Dalam postingan itu, Ridwan Kamil mengapreasisi siswa di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang patungan beli sepatu untuk teman sekelasnya.

Di kolom komentar, Sabil mempertanyakan kapasitas Ridwan Kamil; apakah sebagai gubernur atau kader partai atau pribadi.

"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur ato kader partai ato pribadi @ridwalkamil???" begitu tulis Sabil.

Kalau dibahasa Indonesiakan kira-kira:

"Dalam zoom ini, kamu lagi sebagai gubernur atau kader partai atau pribadi?"

Komentar itu dibalas Ridwan Kamil.

"@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha?"

Atau: "Menurut kamu gimana?"

Yang jadi perhatian adalah cara Ridwan Kami yang mem-pinned komentar tersebut sehingga jadi atensi publik.

Nah, cara itu kemudian dikaitkan dengan pemecatan Sabil oleh dua sekolah tempat dia mengajar.

Sabil adalah guru di SMK Telkom Sekar Muning, Cirebon, Jawa Barat.

Dalam keterangannya, Sabil buka-bukaan soal alasannya menggunakan kata "maneh" dalam komentar tersebut.

Sabil mengaku menggunakan kata tersebut karena sosok Emil yang terbuka.

"Saya akui menggunakan kata maneh karena Kang Ridwan Kamil itu someah (ramah), akrab dengan followers-nya, banyak warga, bahkan dua kali saya sempat dan pernah ketemu saat sebagai Wali Kota Bandung saat itu," kata Sabil.

"Dia sangat akrab, enak secara personal."

Itulah kenapa dia bilang,kata maneh yang dia gunakan tidak memiliki tujuan merendahkan apalagi tidak sopan terhadap Emil.

Kang Emil juga angkat bicara dan menjelaskan alasan menyematkan komentar Sabil.

Terkait pemecatan Sabil, Emil mengaku tidak tahu menahu.

Emil juga mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap Sabil.

"Saya tidak melakukan apa-apa ya. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik mah boleh-boleh aja. Saya kan selalu menjawab, kalau mengkritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan, gitu aja," katanya.

"Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, kan di luar kewenangan saya."

Emil mengaku menyematkan komentar Sabil yang menyampaikan kritik di unggahannya IG-nya untuk mengedukasi.

"Oh gini, Kang, kalau saya nge-pin, itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang komennya enggak pakai fakta. Saya klarifikasi, sebenarnya itu," kata Emil.

Emil kemudian membalikan pertanyaan terkait bolehkah berkomentar atau menyampaikan kata kasar.

Terkait kata "maneh" yang digunakan Sabil dalam menyampaikan kritik, Emil kemudian menjelaskan soal Undak Usuk Bahasa Sunda.

Emil menganalogikan seorang anak kepada orangtua yang menggunakan kata "maneh".

"Kalau orang berbahasa Sunda, itu ada namanya Undak Usuk. Anda bayangkan, Anda bicara begitu (maneh) ke ibu kandung, sopan enggak?" tanya Emil.

Lebih dari itu, Kang Emil juga mengaku telah menghubungi dua sekolah tempat Sabil mengajar.

Dia meminta dua sekolah itu supaya tidak memecat Sabil.

Pria yang belum lama ini kehilangan putranya itumeminta agar pihak sekolah mengingatkan Sabil, bukan memberhentikannya sebagai tenaga pengajar.

"Saya sudah menelepon ke yayasan yang menaunginya tidak usah sampai diberhentikan kecuali ada hal yang sangat fundamental. Hal begini cukup diingatkan saja. Maka tadi saya telepon kepala Yayasan yang menaungi bersangkutan juga Manbaul Ulum di SMK Telkom surat pemberhentiannya ditarik saja cukup diingatkan saja secara manusiawi," kata Emil.

Artikel Terkait