Terlepas dari masalah penamaan dan karakterisasi mereka sebagai bajak laut, tidak ada keraguan bahwa wako berpartisipasi dalam aktivitas seperti bajak laut.
Mereka secara konsisten menyerang garis pantai di Jepang, Korea, dan China.
Mereka beroperasi di Laut Jepang dan Laut Cina Timur.
Jelas pada abad ke-16, bahwa Wako dipandang sebagai bajak laut Jepang, meski disebut bahwa sebenarnya mayoritas mereka adalah orang China.
Menurut teori yang dikembangkan pada 1980-an oleh Shōsuke Murai, mereka adalah campuran dari Jepang, Cina, dan Korea.
Pergeseran tersebut terjadi karena banyak pedagang resmi di China menjadi tidak puas dengan pembatasan dan pajak perdagangan oleh pemerintah Ming.
Sehingga, mereka beralih ke kegiatan ilegal.
Ming Shi, yang merupakan sejarah resmi dinasti Ming di Tiongkok, menyatakan bahwa sebagian besar perompak wako adalah orang Tionghoa.
Faktanya, kurang dari sepertiganya adalah orang Jepang.
Ada juga kelompok pedagang Portugis dan Korea berpengaruh yang beroperasi di daerah tersebut.
Pedagang tersebut sering bekerja dengan bajak laut dan membantu menyelundupkan barang masuk dan keluar China.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR