Intisari-Online.com-Lakukan perbandingan situasi saat wabah flu Spanyol dan Covid 19 di Indonesia.
Flu Spanyolterjadi dari Maret 1918 sampai Juni 1920, menyebar sampai ke Arktik dan kepulauan Pasifik.
Diperkirakan 50 sampai 100 juta orang di seluruh dunia.
Ada sejumlah kemiripan dan perbedaan antara pandemi Flu Spanyol dan wabah Covid-19.
Termasuk penolakan menggunakan masker.
Lantas seperti apaperbandingan situasi saat wabah flu Spanyol dan Covid 19 di Indonesia?
1. Gejala
Baik flu Spanyol dan Covid-19 bermanifestasi sebagai 'penyakit serupa influenza.'
Yakni gejala umumnya adalah demam, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala sesak napas.
Satu-satunya gejala yang unik dari Covid-19 adalah hilangnya indra perasa dan bau.
Baca Juga: Menurut Pendapat Kalian, Mengapa Terdapat Bias Sejarah? Yuk Simak!
2. Cara penularan
Cara penularan flu spanyol dan Covid-19 hampir sama.
Keduanya menyebar terutama melalui tetesan pernapasan dan aerosol (suspensi tetesan cairan di udara).
Ini membuat kontak tatap muka yang dekat cara virus ini menyebar melalui komunitas.
3. Berapa lama orang memakai masker?
Pada 1918, otoritas kesehatan Amerika Serikat mendesak warganya untuk memakai masker.
Pada waktu itu, masker dibuat dari kain kasa dan kain katun tipis.
Mereka yang menolak memakai masker dapat terkena denda atau hukuman penjara.
4. Berapa lama flu Spanyol bertahan?
Pandemi influenza 1918 itu berlangsung selama 2 tahun dan terjadi dalam tiga gelombang.
Baca Juga: Berikut Penjelasan Tantangan dari Tradisi Sasi pada Masa Kini
Gelombang pertama dimulai pada Maret 1918, dan gelombang kedua pada musim gugur.
Pada Januari 1919, gelombang ketiga dimulai di Australis dan berlanjut ke AS serta Eropa.
Pada musim panas 1919, gelombang ketiga meredan.
Meskipun virus tidak sepenuhnya hilang, pada 1920 orang-orang telah mengembangkan kekebalan kolektif.
Itulah tadiperbandingan situasi saat wabah flu Spanyol dan Covid 19 di Indonesia.
Baca Juga:Tuliskan Pendapat dan Alasan Kalian, Historiografi Mana yang Lebih Baik?
(*)