Intisari-Online.com - Dapatkah Anda menjelaskan manfaat tradisi Sasi bagi kehidupan?
Sasi adalah sebuah adat Maluku yang diwariskan oleh nenek moyang sejak berabad-abad lalu.
Tradisi ini sekaligus mencerminkan nilai-nilai kemaritiman tersebar di beberapa wilayah Indonesia bagian timur khususnya di Pulau Seram dan Pulau Haruku di Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku.
Pada mulanya adat sasi dilakukan oleh raja-raja Maluku pada zaman sebelum kemerdekaan.
Adat Sasi dilakukan karena dua prinsip, pertama bahwa hasil alam tidak boleh disentuh atau dimanfaatkan ketika belum layak digunakan.
Kedua untuk memberikan kepuasan dari hasil usaha sendiri.
Prosesi Sasi (Buka dan Tutup Sasi)
Prosesi sasi diawali dari pusat sasi disebut batu kewang dipimpin oleh kewang desa bersangkutan.
Di sini dibacakan siriwei (ucapan tekat) oleh kapitan, memberikan nasehat dan disebarluaskan oleh marinyo (pembantu Raja yang bertugas menyampaikan berita kepada seluruh masyarakat) dengan menggunakan tabaos.
Larangan itu dinyatakan dengan matakao sebagai simbol kepemilikan.
Secara adat, pelaksanaan sasi ditentukan oleh hasil Rapat Dewan Adat (Saniri) yang wajib dilaksanakan Kepala Kewang (Latukeang, Kewano).
Baca Juga: Berikut Penjelasan Tentang Bagaimana Sejarah Tradisi Sasi, Yuk Simak!
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR