Dijadikan Kaisar Boneka Hingga Berakhir Jadi Rakyat Jelata, Inilah 5 Fakta Puyi, Kaisar Terakhir China

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Kaisar China terakhir, Puyi.
Kaisar China terakhir, Puyi.

Intisari-online.com - Jika bertanya siapa kaisar terakhir di Tiongkok Kuno, jawabannya adalah Puyi.

Ia adalah kaisar terakhir pada era kerajaan di Tiongkok, sebelum negara itu kemudian menjadi RRC.

Sebagai kaisar terakhir China, ternyata kehidupan Puyi penuh dengan pasang surut di era pergejolakan China.

Berikut ini, ada fakta menganai kehidupan Kaisar Puyi, selama menjadi kaisar Tiongkok kuno.

1. Dilantik sebanyak 3 kali

Puyi adalah kaisar yang dilantik sebanyak 3 kali dalam sejarah Dinasti Qing.

Pertama ia diangkat sebagai kaisar pada usia 2 tahun oleh Janda Permaisuri Cixi saat sekarat dan tidak memiliki ahli waris.

Saat itu dia naik takhta pada tahun 1908-1912.

Kemudian, Puyi kembali dilantik pada tahun 1912 oleh panglima perang Zhang Xun, jenderal dan loyalis Dinasti Qing.

Kemudian, tahun 1924, Puyi melarikan diri dari kota Terlarang ke konsesi Tianjin, di mana ia menerima perlakuan khusus layaknya seorang kaisar.

Pada saat yang sama Jepang menginginkan rezim boneka Manchuko, setelah menduduki China Timur Laut.

Baca Juga: Walau Punya Ribuan Selir, Siapa Sangka Kaisar China Justru Hati-Hati Saat Makan, Ini Dia Daftar Makanan Kaisar

Puyi kemudian dijadikan kaisar pilihan Jepang, dan menawarkannya untuk menjadi kaisar Manchuko 1932-1945.

2. Akhir dari Puyi adalah kehancuran kekaisaran Tiongkok

China telah melewati sejatah 2.133 tahun kekaisaran Tiongkok kuno, menurut catatan ibu Puyi.

Namun, mundurnya Puyi menjadi kehancuran dari sejarah kekaisaran Tiongkok.

Pada 12 Februari 1912, ia menyerahka kekuasan kepada tentara Republik Yuan Shikai.

3. Ditangkap Uni Soviat dan dipenjara 10 tahun di Tiongkok

Tahun 1945, Uni Soviet menyerang Manchuko dan menangkap Puyi di bandara saat dia mencoba melarikan diri ke Jepang.

Kemudian, Puyi ditangkap dan dibawa ke Uni Soviet untuk ditahan.

Selama penahanan, Puyi menikmati perlakuan yang berbeda dengan narapidana lainnya, dia mendapat makanan sendiri.

Bahkan tidak ikut kerja paksa seperti tahanan lainnya.

Pada tahun 1950 Puyi diekstradisi kembali ke China.Dia harus "direformasi" di bawah "program pendidikan ulang Komunis" untuk tahanan politik.

Baca Juga: 5 Fakta Kota Terlarang di China, Jadi 'Penjara' Bagi Ribuan Selir

Karena itu, dia menghabiskan sepuluh tahun di Pusat Manajemen Penjahat Perang Fushun di Provinsi Liaoning dari tahun 1950 hingga 1959.

4. Menjadi rakyat jelata di RRC dan habiskan 8 tahun sebagai warga biasa

Puyi diampuni tahun 1960 oleh pemerintah China, dan menjadi hidup sebagai warga biasa setelah mendapat izin khusus dari Mao Zedong.

Dia bekerja sebagai tukang kebun di Beijing tahun 1960.

Kemudian menjadi anggota organisasi nasional yang melayani rakyat, Komite Nasional keempat Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, dan di sana dia bekerja sebagai editor untuk CPPCC.

5. Kaisar pertama yang bercerai

Puyi memiliki lima pasangan yaitu Wangrong, selir shu, Xiang, Fu, dan Li Shuixian.

Pada tahun 1931 istri keduanya Wenxiu atau permaisuri Shu menceraikannya karena kekosongan hidup selama 9 tahun.

Kemudian Puyi melampiaskan amarahnya atas perceraian dengan Wenxiu dan Wanrong.

Ketidaktahuan dan kebencian Puyi serta kekejaman Jepang membuat Wanrong kecanduan opium dan kemampuan mentalnya secara bertahap menjadi tidak normal.

Akhirnya, dia meninggal pada tahun 1946 di sebuah penjara di Yanji, Jilin setelah ditangkap oleh tentara Komunis China.

Artikel Terkait