Intisari-Online.com -Kasus penganiayaan yang dilakukan terhadapCristalino David Ozora Latumahina (17) terus mengalami perkembangan.
Ketiga orang yang diduga pelaku, Mario Dandy Satriyo (20), Shane Lukas (19), dan Agnes Gracia (15) yang sebelumnya saling melempar tanggung jawab, sepertinya kini hanya bisa lagi berargumen.
Sebab, kepolisian akhirnya mulai menemukan bukti penting yang menguatkan bagaimana ketiganya memang telah dengan sengaja merencanakan penganiayaan terhadap David.
Bukti-bukti tersebut, menurut kepolisian, pada akhirnya mengungkapkan bagaiman ketiga orang pelaku tersebut telah berbohong dalam pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Bukti apakah sebenarnya yang berhasil ditemukan oleh polisi?
Saling tuduh
Seperti diketahui, Mario dan Shane, ditetapkan sebagai tersangka, keduanya seperti saling lempar tanggung jawab dalam kasus penganiayaan David.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Agnes, yang melalui kuasa hukumnya mengklaim tidak terlibat dalam kasus yang membuat David kini masih terbaring koma.
Mario, Shane, dan Agnes memiliki kronologi cerita penganiayaan yang berbeda-beda. Mereka masing-masing bercerita melalui kuasa hukum yang mewakili mereka, dan versi cerita mereka saling menyalahkan satu sama lain.
Shane Lukas melalui kuasa hukumnya, Happy SP Sihombing, mengatakan bahwa dia tidak pernah memprovokasi Mario Dandy untuk melakukan tindak kekerasan dan penganiayaan kepada David Ozora.
Dia hanya mengikuti perintah Mario untuk merekam aksinya yang tidak bermoral.
Shane juga mengklaim bahwa dia tidak tahu bahwa Mario membawanya ke lokasi penganiayaan dan bahwa Mario adalah tipe orang yang suka memerintah dan mengandalkan kekuasaan ayahnya.
Agnes, dalam versi cerita yang dipaparkan oleh kuasa hukum Mangatta Toding Allo, mengatakan bahwa dia tidak tahu rencana penganiayaan yang dilakukan oleh Mario.
Dia membantah kabar bahwa dia mengambil foto selfie di samping tubuh tak berdaya David dan mengklaim bahwa dia mencoba membantu David dengan meletakkan kepalanya di pangkuan David.
Gadis berusia 15 tahun tersebutjuga mengatakan bahwa David telah mencoba memperingatkan Mario untuk tidak melakukan tindakan kekerasan. Dia juga membantah bahwa dia merekam tindakan kekerasan dengan ponselnya sendiri seperti yang dituduhkan oleh Shane Lukas.
Mario, dalam versi ceritanya, mengklaim bahwa Shane dan Agnes mengetahui niatnya untuk melakukan penganiayaan kepada David.
Dia juga mengatakan bahwa mereka tidak mencoba untuk menengahi atau menghentikan aksinya.
Putra Rafael Alun Trisambodo tersebut mengatakan bahwa dia terprovokasi oleh kata-kata Shane ketika bercerita tentang pengalaman Agnes, dan bahwa Shane seolah-olah memancingnya untuk melakukan tindakan kekerasan.
Polisisebut ketiganya berbohong
Namun, belakangan pihak kepolisian malah menemukan bahwa ketiganya justru sama-sama berbohong saat memberikan kesaksian kepada pihak kepolisian
Mario sebelumnya mengaku hanya berkelahi dengan D hingga membuat korban terkapar lemas.
Namun, kebohongan Mario terkuak dari bukti percakapan pesan singkat dan rekaman kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, penganiayaan berat itu telah direncanakan sejak awal.
"Kami melihat di sini bahwa dari bukti digital bahwa ini ada perencanaan sejak awal," tutur Hengki dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/3/2023), seperti dilansir darikompas.com, Jumat (3/3/2023).
Mario bersama temannya, Shane Lukas (19) dan pacarnya AG (15), sudah merencanakan untuk memberi pelajaran kepada D.
Bahkan, Mario telah mengarahkan Shane Lukas dan AG agar menyebut peristiwa itu sebagai perkelahian.
Hengki menyebut bahwa rekaman kamera CCTV memperkuat dugaan penganiayaan berat yang sudah direncanakan terhadap D.
Meskipun Mario berbohong kepada kepolisian, Hengki menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak hanya mengandalkan keterangan tersangka, melainkan juga bukti-bukti lain yang ada.
"Jadi jangan salah paham, kami tidak berdasar pada keterangan tersangka. Kami identikkan, sesuaikan dengan alat bukti yang lain," papar Hengki.
Baca Juga: Buntut dari Kasus Mario-David dan Teguran Sri Mulyani, Kini Muncul Fenomena Banyak Moge 'Diobral'