Intisari-Online.com - Bagaimana proses penyelesaian sengketa batas wilayah Blok Ambalat?
Sengketa batas wilayah Blok Ambalat terjadi antara Indonesia dan Malaysia.
Sengketa tersebut dimulai saat Indonesia dan Malaysia masing-masing melakukan penelitian untuk mengetahui landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Pada 27 Oktober 1969 telah ditandatangani Perjanjian Tapal Batas Landas Kontinen Indonesia-Malaysia.
Namun, pada 1979 Malaysia justru mengingkari perjanjian tersebut, sehingga konflik pun memanas.
Klaim sepihak dan beragam tindakan provokasi Malaysia berdampak pada peningkatan eskalasi hubungan kedua negara.
Bukan hanya oleh Indonesia, tetapi Malaysia juga diprotes oleh negara-negara lain, seperti Inggris, Thailand, China, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Soal mengenai proses penyelesaian sengketa batas wilayah Blok Ambalat terdapat pada halaman 172 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI.
Pada bab 4 unit 3 buku tersebut dijelaskan mengenai penyelesaian sengketa batas wilayah Blok Ambalat.
Dijelaskan bahwa jika mengacu pada aturan hukum internasional dan mempertimbangkan kedekatan kedua negara, upaya penyelesaian konflik Indonesia-Malaysia dapat ditempuh setidaknya empat langkah.
Berikut ini 4 langkah tersebut:
Baca Juga: Sejarah Munculnya Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat Antara Indonesia dan Malaysia
1. Perundingan bilateral.
Langkah ini memberi kesempatan kepada masing-masing negara untuk menyampaikan argumentasinya terhadap wilayah yang dipersengketakan.
Namun bagaimana jika belum mencapai kesepakatan damai?
Indonesia sudah pasti akan menggunakan Pasal 47 UNCLOS 1982, sebagai negara kepulauan dan dapat menarik garis di pulau terluarnya sebagai patokan untuk garis batas wilayah kedaulatannya.
Sementara Malaysia, kemungkinan besar akan mengguna kan argumen peta 1979.
2. Menetapkan wilayah yang disengketakan sebagai status quo dalam kurunwaktu tertentu
Langkah ini sebagai tindak lanjut, jika cara yang pertama gagal, sehingga diperlukan cooling down antarkedua belah pihak.
Pada tahap ini, Blok Ambalat dimungkinkan sebagai tempat untuk melakukan eksplorasi, sehingga timbul rasa saling percaya kedua belak pihak (confidence building measures).
Pola ini pernah dijalankan Indonesia-Australia dalam mengelola Celah Timor.
3. Memanfaatkan ASEAN sebagai organisasi regional
Jika langkah pertama dan kedua masih gagal, perlu memanfaatkan ASEAN sebagai organisai regional, melalui High Council,sebagaimana disebutkan dalam Treaty of Amity and Cooperation yang pernah digagas dalam Deklarasi Bali 1976.
Baca Juga: Kisah Syekh Abdul Rauf, Guru dari Gurunya Para Ulama Indonesia
Namun demikian, kemungkinan besar Malaysia tidak akan menempuh langkah ini, sebab klaimnya terhadap Blok Ambalat menuai protes dari negara-negara lain, seperti Singapura, Thailand, dan Filipina.
4. Membawanya ke Mahkamah Internasional (MI)
Jika langkah ketiga masih gagal, jalan terakhir dari penyelesaian sengketa ini adalah dengan membawanya ke Mahkamah Internasional (MI).
Indonesia, mungkin saja, “trauma” karena pernah kalah hingga menyebabkan lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan.
Namun, dalam kasus Blok Ambalat, dan juga wilayah-wilayah lain, jika memang Indonesia mampu menunjukkan bukti-bukti yuridis, serta fakta lain yang valid atau kuat, tentu tidaklah mustahil Indonesia akan memenangkannya.
Jika dikaji dengan seksama, pasal-pasal yang ada di UNCLOS 1982 sebenarnya cukup menguntungkan Indonesia. Bukti sejarah, berdasarkan kajian ilmiah, Blok Ambalat masuk dalam wilayah Kalimantan Timur, bagian dari Kerajaan Bulungan.
Itu berarti, Indonesia berpeluang besar menyadarkan Malaysia kalau selama ini, klaim terhadap kepemilikan Blok Ambalat sesungguhnya salah.
Pada tahun 2009, kedua negara bersepakat untuk mengakhiri perselisihan, melakukan apa yang lazim disebut de-eskalasi.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Indonesia waktu itu, bersama Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Malaysia, berusaha keras mencegah konflik kedua negara.
Pilihan damai dan mengakhiri konflik dalam kasus sengketa Blok Ambalat ni, bagi pemerintah Indonesia melalui Presiden SBY, memiliki sejumlah pertimbangan. Apa saja?
Baca Juga: Perhitungan Weton Jodoh Dibagi 3 untuk Ramal Pernikahan Anda
Pertama, kedekatan kultur atau budaya Indonesia dengan Malaysia yang sudah terjalin ratusan tahun lamanya.
Kedua, terdapat jutaan penduduk Indonesia yang berada di Malaysia.
Ketiga, hubungan bilateral kedua negara yang sangat baik sebagai sesama pendiri ASEAN.
Meski demikian, Indonesia tetap meyakini Ambalat merupakan kelanjutan alamiah dari lempeng benua Kalimantan.
Fakta tersebut yang menjadi prinsip dan menguatkan keyakinan bahwa Ambalat berada dalam kedaulatan Indonesia.
Baca Juga: Perhitungan Weton Jodoh Dibagi 3 untuk Ramal Pernikahan Anda
Baca Juga: Manfaat yang Dapat Diambil dari Kunjungan ke Kelompok Minoritas, Apa Saja?
(*)