Intisari-Online.com - Ada banyak alasan mengapa Syekh Nuruddin menjadi salah satu ulama Indonesia yang mendunia.
Pertama, dia adalah ulama penasehat Kesultanan Aceh pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani atau Iskandar II.
Kedua, dia juga menulis beberapa buah kitab.
Bahkan membaca Hikayat Seri Rama dan Hikayat Inderaputera, yang kemudian dikritiknya dengan tajam, serta Hikayat Iskandar Zulkarnain.
Dia juga membaca Tāj as-Salātīn karya Bukhari al-Jauhari dan Sulālat as-Salātīn yang populer pada masa itu.
Kedua karya ini lantas memberinya pengaruh yang besar pada karyanya sendiri, yakni Bustān as-Salātīn.
Dalam perjalanannya menyebarkan Islam, ulama asal Aceh ini sempat memperdalam pengetahuan agama saat beribadah haji ke Makkah.
Lalu ketika dia kembali ke Aceh, sekitar tahun 1637 M, dia mendapati pengaruh Syamsuddin as-Sumatrani sangat besar di Aceh.
Saat itu, Syamsuddin as-Sumatrani mengajarkan aliran wujudiyah (salah satu aliran tasawuf).
Namun karena tidak cocok dengan aliran tersebut, dia pindah ke Semenanjung Malaka untuk memperdalam ilmu agama dan bahasa Melayu.
Lalu lahirlah beberapa kitab yang dibuatnya untuk menyanggah pendapat dan paham aliran wujudiyah. Di antaranya:
Baca Juga: Ulama Indonesia yang Mendunia: Begini Kiprah Syekh Hamzah Fansuri
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR