Intisari-Online.com - Nama populernya adalah Syekh Hamzah Fansuri. Tapi oleh para ulama, dia dikenal dengan nama Hamzah al-Fansuri.
Dia berasal dari Barus, sebuah kota kecilyangsaat ini di provinsi Sumatera Utara.
Merujuk zaman Kerajaan Aceh Darussalam, rupanya kampung halamannya itu memang terkenal sebagai pusat pendidikan Islam.
Pada zaman itu,wilayah Barus sering disinggahi para saudagar dan musafir dari mancanegara.
Bahkan, disebut oleh Sastrawan Abdul Hadi, signifikansinya sudah tercantum dalam naskah sejarah Yunani Kuno yang ditulis pada abad kedua sebelum Masehi (SM).
Namun, ada pula yang berpendapat lain, bahwadia dilahirkan di Ayuthia, ibukota lama kerajaan Siam (Thailand).
Lalu apa yang membuatnya masuk daftar ulama Indonesia yang mendunia?
Sepanjang hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia.
Bahasa Arab dan Persia, merupakan bahasa penting pada abad ke-16, termasuk mengenai tasawuf Islam.
Sementara diBarus pada masa itu, sudah berkembang suatu dialek bahasa Melayu yang unggul, di samping dialek Malaka dan Pasai.
Oleh karena itu, bahasa Melayu yang dipakai Hamzah Fansuri dalam karya-karyanya dapat dianggap contoh terbaik ragam bahasa Melayu Barus.
Baca Juga: Ulama Indonesia yang Mendunia: 3 Hal yang Bisa Dicontoh dari Syekh Shaleh Darat
Semua pegiat Sastra Nusantara menyebut bahwa Hamzah Fansuriadalah penyair agung di rantau Sumatera.
Disebutkan oleh A Teeuw, ketika Valentijn (seorang sarjana Belanda) mengunjungi Barus pada 1706, ia membuat catatan yang menunjukkan kekagumannya kepada sang penyair.
"Seorang penyair Melayu, Hamzah Pansur, adalah sosok terkemuka di lingkungan orang-orang Melayu, karena syair dan puisinya yang menakjubkan."
"Kita dibuat dekat kembali dengan kota kelahiran sang penyair, jika mengangkat naik timbunan debu kebesaran dan kemegahan masa lampau," tulis Valentijn.
Syekh Hamzah Fansuri merupakan figur penting dalam sejarah kebudayaan Melayu-Indonesia.
Kemasyhurannya meliputi banyak bidang, yakni kesusastraan, tasawuf, dan dakwah Islam.
Namun, sedikit sekali yang dapat memastikan detail riwayat hidup sang perintis tradisi penulisan syair berbahasa Melayu itu.
Seperti itulah kehidupandan kiprahSyekh Hamzah Fansuri.
Baca Juga: Ajaran Pokok Syekh Yusuf, Ulama Indonesia yang Jadi Pahlawan Nasional