7. Dalam 50 tahun terakhir, Kekaisaran Tang menderita bencana alam yang parah
Pertama, pada tahun 858, Kanal Besar banjir secara besar-besaran dan menggenangi banyak daratan di bagian utara Cina. Setelah itu terjadi banyak banjir di Sungai Kuning di ujung kekaisaran.
Kemudian pada tahun 873, kekeringan dan kelaparan yang mengerikan tidak hanya melanda kekaisaran tetapi juga seluruh Eurasia.
Itu adalah periode iklim dingin dan kering seperti Zaman Es Kecil tahun 1600. Produksi pertanian pun turun lebih dari setengahnya, hingga membuat manusia dan ternak kelaparan.
8. Kekaisaran Tang berakhir ketika rakyat memberontak
Dengan banyaknya bencana alam yang ekstrem, dianggap oleh rakyat sebagai tanda bahwa kekaisaran telah kehilangan mandat surga.
Pada tahun 874, orang-orang yang selamat dari banjir dan kekeringan memulai pemberontakan selama 10 tahun yang disebut Pemberontakan Huang Chao.
Baik Chang'an maupun Luoyang direbut, dan pemerintahan dinasti menjadi sangat lemah. Setelah itu, pasukan kecil menguasai berbagai daerah, dan konvoi pemerintah diserang.
Pada tahun 907, Zhu Wen menggulingkan penguasa Tang terakhir, dan kekaisaran pecah menjadi wilayah yang bertikai.
Itulah berbagai fakta Dinasti Tang yang menjadi katar cerita film House of Flying Daggers.
Baca Juga: Termasuk Turki dan Indonesia, Ini 10 Negara Paling Rawan Gempa
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR