Kisah Istana Cipanas, Rumah Peristirahatan Belanda yang Jadi Istana Negara

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Foto Istana Cipanas pada bagian utamanya.
Foto Istana Cipanas pada bagian utamanya.

Intisari-online.com - Indonesia memiliki beberapa peninggalan sejarah yang kini digunakan pemerintah Indonesia

Salah satunya adalah Istana Cipanas yang kini jadi salah satu istana kepresidenan, dulunya peninggalan Belanda.

Istana Cipanas di berlokasi di desa Cipanas, dipilih karena di desa itu ada sumber mata air panas.

Kemudian pemerintah Hindia Belanda membangun rumah itu pada tahun 1740-an.

Orang yang membangunnya bernamaVan Heots, seorang tuan tanah pada zaman Hindia Belanda.

Kemudian pada masa pemeintahan Gubernur JenderalG.W. Baron van Imhoff (1743), mulai dibangun rumah kesehatan di daerah itu.

Termasuk penyebabnya adalah karena daya tarik mata air panas mengandung belerang yang ditemukan.

Selain itu udara pegunungan yang sejuk dan alamanya yang masih alami membuatnya dijadikan tempat peristirahatan pejabat Hindia Belanda.

Namun, seiring berjalannya waktu Istana Cipanas mengalami beberapa kali perubahan.

Termasuk pada tahun 1916, tiga bangunan berdiri di kompleks istana pada zaman pemerintahan Hindia Belanda.

Kini ketiganya dikenal dengan nama Pavilion Yudistira, Pavilion Bima, dan Pavilion Arjuna.

Baca Juga: Kisah Istana Bogor Ternyata Dulu Tempat Istirahat Pejabat Hindia Belanda

Kemudian pada masa pemerintahan Presiden Soekarno 1954, justru didirikanlah bangunan yang cukup kecil.

Bangunan tersebut terletak di belakang gedung induk.

Bangunan kecil itu kini dikenal dengan sebutan gedung bentol, karena motifnya yang mirip gigitan nyamuk.

Pembangunan lain adalah pada masa Presiden Soeharto ada dua bangunan berdiri.

Di antaranya adalah Pavilion Nakula dan Pavilion Sadewa tahun 1983.

Kemudian juga dilakukan perawatan pada masa pemerintahan Presiden Megawati tahun 2003.

Sementara itu, Istana Cipanas telah berpindah tangan beberapa kali selama masa penjajahan.

Pertama dimulai dari Van Imhoff yang menjadikannya tempat persinggahan karena alamnya yang indah.

Selain itu ada beberapa nama besar tokoh penjajah yang pernah singgah di Istana Cipanas antara lain.

Herman Willem Daendeles (1808-1811) dan Thomas Stanford Raffles (1811-1816).

Baca Juga: Diklaim Sebagai Piramida Tertua di Dunia, Inilah Misteri Situs Gunung Padang

Namun, sempat beberapa kali Istana Cipanas menjadi tempat tinggal beberapa keluarga pejabat Belanda.

Hingga kemudian fungsinya mulai dikembalikan semula, sebagai tempat persinggahan pada masa pendudukan Jepang.

Sebagian pejabat Jepang yang melakukan perjalanan Jakarta ke Bandung atau sebaliknya melakukan persiggahan di Istana Cipanas.

Setelah kemerdekaan Istana Cipanas masih digunakan untuk Istana Kepresidenan Republik Indonesia.

Fungsinya sebagai tempat persinggahan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.

Artikel Terkait