Namun, seiring berjalannya waktu perubahan terjadi di Istana Bogor termasuk saat dikuasi Sir Stamford Rafles dari Inggris.
Bahkan Istana Bogor sempat rusak berat saat Gunung Salak meletus tahun 1834.
Kemudian Istana Bogor dibangun kembali pada 1850 namun tidak dalam kondisi bertingkat karena menyesuaikan dengan lingkungan.
Istana Bogor terus berpindah tangan dan mengalami perubahan di tangan Gubernur Jenderal Belanda.
Misalnya, pada tahun 1851-1856, bangunan ini sempat diubah dengan membawa arsitektur Eropa abad ke-19.
Pada saat itu, gedung ini dimiliki oleh Gubernur Jenderal Belanda Albertus Jacob Duijmayer van Twist.
Lalu, penghuni terakhir Istana Bogor adalah sosok Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborg.
Sebelum akhirnya dipaksa menyerahkan ke Jenderal Jepang Immamura, saat pendudukan Jepang di Indonesia.
Kemudian pasca kemerdekaan Indonesia, tepatnya tahun 1950-an gedung ini resmi menjadi salah satu Gedung Kepresidenan Indonesia.
Tahun 1968, Istana Bogor dibuka pertama kali oleh Presiden Soeharto.
Pengunjung Istana Bogor setiap tahunnya mencapai 10 ribu orang pengunjung.
Baca Juga: Banyak Bangunan Berusia Ratusan Tahun Inilah 5 Tempat Bersejarah di Lasem
Salah satu yang menarik di Istana Bogor adalah keberadaan rusa-rusa di halaman istanannya.
Keberadaan rusa-rusa di halaman Istana Bogor ini dahulu didatangkan dari Nepal.
Ini menjadi ciri khas Istana Bogor karena rusa-rusa ini tetap ada sampai sekarang.
Istana hanya terbuka untuk umum atau pada saat peringatan ulang tahun Bogor.
Saat itu pengunjung bisa berkeliling ke dalam istana dengan bantuan pemandu untuk mengetahui sejarah Istana Bogor.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR