bIntisari-Online.com- Tahukah AndaBagaimanakah dampak the great depression terhadap Hindia Belanda?
Latihan soal mengenai'bagaimanakahdampak the great depression terhadap Hindia Belanda?'ada dihalaman 85dalambukuSejarah kelas XIdalamKurikulum Merdeka.
Sebelum mengetahuibagaimanakahdampak the great depression terhadap Hindia Belanda,Anda harus tahu bahwaPeristiwa krisis ekonomi yang berdampak global paling bersejarah salah satunya adalah krisis yang dialami Amerika Serikat.
Padahal ekonomi Amerika Serikat sempat mengalami perkembangan yang begitu pesat pada tahun 1920-an, dengan indikator peningkatan tajam pada kekayaan pada kurun waktu tahun 1920-1929.
Namun ekonomi AS berubah drastis pada tahun 1929 ketika bank-bank di AS kesulitan modal akibat nasabah memindahkan tabungan mereka ke pasar saham yang berpusat di New York.
Akibatnya pasar saham mengalami pertumbuhan yang cepat dengan puncaknya terjadi pada tahun 1929.
Krisis yang berlangsung lama tersebut terbilang cukup parah hingga berimbas kepada negara-negara lainnya di dunia.
Krisis tersebut dikenal dengan sebutan Depresi Dunia atau Great Depression. Efek krisis semakin meluas di seluruh dunia.
Terjadi penurunan indeks penjualan partai besar. Seperlima dari yang mengandalkan gaji harus kehilangan pekerjaannya di berbagai negara, termasuk di Hindia Belanda.
Baca Juga: Berikut Karya Herodotus yang Diakui sebagai Historiografi Pertama
Bagaimanakah dampak the great depression terhadap Hindia Belanda?
Jika diurutkan dampak utama dari depresi bagi Hindia Belanda adalah:
1) harga pasar semakin jatuh dan permintaan komoditas internasional menurun,
2) terdapat permasalahan dalam usaha tanaman perdagangan khususnya gula dan karet,
3) krisis keuangan yang terjadi di hampir seluruh pelosok negeri disebabkan oleh berkurangnya penerimaan dan belanja negara.
Hal ini mengakibatkan turunnya kesempatan kerja, pendapatan, dan daya beli masyarakat.
Pada masa itu, harga merosot dari 123 ke 88, kemudian mencapai harga terendah sebesar 52 pada 1932, dan sekitar 41-43 pada kurun waktu selama enam tahun berikutnya.
Pada 1937, terjadi sedikit peningkatan, yaitu mencapai 54, tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena harga kembali menurun dua tahun berikutnya.
Dengan demikian, jumlah nilai ekspor jatuh dari sekitar 1.600 juta pada 1927-1928, menjadi 500 untuk periode 1933-1935, masa terburuk pada depresi bagi Hindia Belanda.
Selain harga, tingkat kesempatan kerja juga sangat menurun pada semua sektor formal, terutama dalam industri perkebunan dan kegiatan perdagangan kota.
Kemudian upah juga diturunkan sampai sekitar 50 persen, yang juga berarti menurunnya daya beli serta permintaan di semua kegiatan.
Baca Juga: Teladan Apa yang Patut Kalian Contoh dari Bung Hatta dan Mengapa?
Diketahui pada waktu itu lebih dari 300.000 kesempatan kerja di perkebunan hilang.
Perkebunan yang paling terkena dampak the great depression adalah perkebunan gula.
Perkebunan gula mengalami kesulitan yang paling hebat, karena cadangan gula telah meningkat, tetapi produksi harus dipotong.
Akibatnya, banyak pabrik gula terpaksa harus ditutup. Selain pabrik gula, perkebunan karet juga terkena dampak depresi besar.
Meskipun cadangan karet dunia telah melebihi kapasitas dan harus mengikuti pembatasan dunia, tetapi tidak mungkin untuk mengatur produksi karet rakyat sesuai persetujuan internasional.
Dengan demikian, perusahaan karet tetap berdiri, tetapi membutuhkan ongkos tetap yang tinggi dan pengeluaran lain, seperti upah dan pembayaran bunga bank.
Hindia Belanda harus mengalami penderitaan akibat the great depression selama bertahun-tahun.
Namun, pada akhirnya, depresi besar berakhir karena Perang Dunia II yang terjadi sejak 1939 hingga 1945.
Adanya Perang Dunia II telah membuat orang-orang mendapat pekerjaan kembali sehingga perlahan-lahan kondisi perekonomian mulai sedikit membaik.
Baca Juga:Jelaskan Tantangan dari Tradisi Sasi pada Masa Kini Beserta Solusinya
(*)