Dalam persidangan yang sempat berlangsung selama dua hari, belum sempat terbukti apakah Grabowski melakukan pelecehan seksual terhadap Anna atau tidak.
Hanya saja, Grabowski sendiri menyangkal tuduhan tersebut dan malah menuduh Anna yang merayu dirinya.
Seakan tidak puas dengan alibi yang tidak masuk akal itu, pria 35 tahun tersebut malah menyebut bahwa Anna berusaha memerasnya.
Dalam pengakuan Grabowski, Anna disebut mengancam akan menuduhnya melakukan pelecehan seksual jika tidak memberinya sejumlah uang.
Sebuah pengakuan yang jelas-jelas membuat Bachmeier semakin murka hingga memutuskan untuk menjadi pengadil bagi Anna.
Tepat di hari ketiga persidangan, Bachmeier berhasil menyelundupkan senjata yang kemudian dia gunakan untuk menembak Grabowski.
Dia memuntahkan 8 peluru dengan enam di antaranya mengenai bagian belakang tubuh Grabowski.
Sang pria yang disebut "babi" oleh Bachmeier pun tewas di ruang persidangan.
Dalam sekejap, sosok Marianne Bachmeier menjadi perhatian dan bahan perbincangan hampir seantero Jerman Barat.
Perdebatan terjadi menyikapi tindakan Bachmeier: sudah tepat atau justru salah karena telah main hakim sendiri.
Baca Juga: Kisah Nyata Tokoh Asli Ip Man, Sang Master Wing Chun, Benarkah Guru Bruce Lee?
Di tengah segala perdebatan, pada 2 Maret 1983, Bachmeier akhirnya dinyatakan bersalah telah melakukan pembunuhan berencana.
Namun, hukuman yang diberikan 'hanya' enam tahun, dengan hanya setengahnya yang perlu dia jalani sebelum akhirnya dibebaskan.
Kisahnya sendiri kemudian dia jual secara eksklusif kepada majalah berita Stern seharga 250.000 Deutsche Mark.
Pada 1981, film tentang Marianne Bachmeier tayang dengan judul Annas Mutter, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Ibu Anna.
Tiga tahun kemudian, sebuah film berjudul De zaak Marianne Bachmeier juga muncul mengisahkan aksi pembalasan Bachmeier.
KOMENTAR