Saat Wang Jing Hong menyembuhkan dirinya, Laksamana Zheng He melanjutkan pelayarannya ke Timur.
Dengan tujuan menuntaskan misi perdamaian dan perdagangan keramik serta rempah-rempah.
Selama ditinggalkan Zheng He, Wang Jing Hong memimpin anak buahnya di Simongan menggarap lahan dan membangun rumah.
Mereka juga bergaul dengan penduduk setempat.
Kemudian, lingkungan sekitar gua pun berkembang dan menjadi makmur karena aktivitas perdagangan dan pertanian.
Demi menghormati pemimpinnya Zheng He di gua tersebut masyarat membangun sebuah patung, cikal bakal klenteng Sam Poo Kong.
Tahun 1417 Wang Jing Heng, mendirikan patung Zheng He dan meresmikan Sam Poo Kong.
Wang meninggal pada usia 87 tahun kemudian dia juga dimakamkan di sekitar klenteng tersebut.
Sejak saat itu masyarakat menyebut makam tersebut dengan makam Kyai Juru Mudi.
Namun, tahun 1704 gua tersebut sempat runtuh akibat longsor, dan masyarakat pun membangun gua buatan yang letaknya bersebalahan dengan makam.
Hingga saat ini makam tersebut telah mengalami beberapa kali pemugaran.
Baca Juga: Berasal Dari Tahun 1526, Inilah Sejarah Kota Tua, Tempat Bersejarah di Jakarta
Misalnya pada tahun 1965 yayasan Sam Poo Kong didirikan oleh Thio Siong Thouw.
Lalu, pada 2002 yayasan tersebut melakukan renovasi besar-besaran untuk mengatasi masalah banjir dll.
Hingga akhirnya, pemugaran selesai pada Agustus 2005, bersamaan dengan perayaan 600 tahun kedatangan Laksamana Zheng He di pulau Jawa.
Peresmian dihadiri oleh Menteri Perdagangan Indonesia saat itu, Mari Elka Pangestu datang ke klenteng agung Sam Poo Kong dan Gubernur Jawa Tengah.
Kini Sam Poo Kong telah berdiri megah sebagai klenteng agung, serta dikenang sebagai tempat bersejarah di Semarang.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR