Intisari-Online.com – Kalau Anda merasakan haid tidak lancar akhir-akhir ini, bisa jadi ini salah satu tanda Anda harus berhenti minum kopi.
Loh, apa hubungannya?
Ya, kopi yang dikatakan sebagai minuman pembangkit tenaga ini, meski memiliki banyak manfaat, namun dalam beberapa kasus, mengonsumsi secara berlebihan justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Menurut ahli gizi dan pendiri Louloudi Nutrition, Annamaria Louloudis, MS, RDN, mengutip dari Kompas.com, bahwa toleransi kafein setiap orang berbeda, maka dia merekomendasikan untuk memantau gejala individu yang terkait dengan asupan kopi.
Ahli gizi Kylie Ivanir, MS, RD, menyarankan agar orang dewasa membatasi asupan kafein paling banyak sekitar 400 miligram per hari, yaitu sekitar tiga hingga lima cangkir kopi yang diseduh.
Tambahnya lagi, setiap kelompok individu tertentu, seperti mereka yang memiliki hipertensi, wanita hamil atau menyusui, juga harus mempertimbangkan untuk membatasi asupan kafein mereka.
Pertimbangkan juga apa yang dimasukkan ke dalam kopi, karena gula, krim, dan sirup dapat mempengaruhi manfaat kesehatan.
Nah, para ahli gizi ini memberitahu ada tanda-tanda tertentu yang membuat Anda harus berhenti minum kopi.
Tanda-tanda Anda harus berhenti minum kopi, antara lain:
1. Haid tidak lancar
Beberapa orang yang minum kopi sebagai pengganti makanan sebagai cara yang tidak sehat untuk mencapai penurunan berat badan bisa mempengaruhi siklus haid.
Baca Juga: Kisah Seorang Pria yang Berhenti Minum Kopi Selama 30 Hari, Mau Tahu Hasilnya? Ini Dia!
Tanda terlalu banyak minum kopi adalah ketidakteraturan haid, khususnya tidak mendapatkan siklus bulanan.
Beberapa orang yang mencoba menurunkan berat badan atau makan dalam defisit kalori menggunakan kopi sebagai cara untuk mengalihkan perhatian mereka dari makan, menekan nafsu makan, atau menciptakan energi buatan yagn tidak mereka terima dari mengonsumsi makanan cukup gizi.
Namun, memulai hari dengan kopi untuk memperpanjang waktu makan menguraikan bahwa kortisol secara alamiah sudah tinggi di pagi hari.
Maka, ketika Anda memiliki gula darah rendah karena tidak sarapan dan menggantinya dengan minum kopi, kortisol dipompa keluar dalam jumlah yang lebih tinggi.
Ketika tubuh merasakan tingkat kortisol tinggi, maka otak akan memberi sinyal kepada tubuh bahwa tubuh dalam keadaan bahaya dan mematikan reproduksi dalam upaya tidak menempatkan janin yang sedang tumbuh dalam lingkungan yang tertekan.
2. Bertambahnya berat badan
Minum kopi dapat menyebabkan rasa kenyang, yang sering kali membuat kita melewatkan makan atau camilan.
Setelah rasa kenyang ini hilang, perut pun kosong dan jadi kelaparan, inilah yang menyebabkan banyak orang makan berlebihan pada waktu makan berikutnya karena merasa sangat lapar.
3. Muncul gejala yang mempengaruhi kesehatan
Gejala-gejala yang dimaksud seperti sakit kepala, penurunan energi, penurunan kewaspadaan, suasana hati yang tertekan, atau gejala seperti flu biasa, yang disebabkan karena terlalu banyak minum kopi.
Gejala tersebut mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari, yang membuat sulit berkonsentrasi di tempat kerja atau menikmati tugas sehari-hari.
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Kita Berhenti Minum Kopi
Bila Anda menemukan bahwa hari Anda bergantung pada secangkir kopi, itu bisa jadi pertanda Anda harus mengurangi jumlah kopi yang dikonsumsi.
4. Kecemasan
Kopi mengandung kafein yang tinggi, dan apabila minum terlalu banyak bisa menyebabkan peningkatan gejala kecemasan termasuk jantung berdebar-debar, gemetar, sakit kepala, dan insomnia.
Mereka yang hidup dengan gangguan kecemasan sangat sensitif terhadap efek negatif kafein ini.
5. Insomnia atau susah tidur
Jika Anda memiliki gangguan tidur seperti insomnia, berarti sudah waktunya untuk mengurangi konsumsi kopi.
Kandungan kafein yang tinggi, konsumsi kopi enam jam, atau kurang, sebelum tidur dikaitkan dengan efek mengganggu tidur dan peningkatan insomnia.
Bila Anda tidak dapat menghentikan kebiasaan minum kopi sepenuhnya, maka Anda bisa mengubah kebiasaan minum menjadi awal di siang hari dan mengurangi ukuran porsinya.
6. Mengalami gangguan asam lambung
Kafein bisa memicu gejala asam lambung karena kafein bekerja untuk mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Asupan kopi, teh, dan minuman soda yang berkafein, dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala asam lambung.
Untuk mengelola kondisi tersebut, maka Anda harus menghilangkan minuman berkafein dari daftar Anda.
Baca Juga: Hati-hati, 6 Kebiasaan Ini Memperlambat Metabolisme, Salah Satunya Berhenti Minum Kopi
7. Hipertensi
Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi sebaiknya berhenti minum kopi secepatnya, karena kafein dalam kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Dalam salah satu studi menunjukkan peningkatan tekanan darah yang berkaitan dengan usia pada mereka yang mengonsumsi kopi dalam jumlah yang lebih banyak.
Meskipun penelitian lain menyebutkan bahwa itu tergantung pada genotipe Anda, asupan kopi mungkin meningkatkan tekanan darah seseorang.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari