Inilah Perbedaannya Orang yang Kuat Mental dengan Orang yang Berpura-pura Kuat Mental

Tika Anggreni Purba

Editor

Inilah Perbedaannya Orang yang Kuat Mental dengan Orang yang Berpura-pura Kuat Mental
Inilah Perbedaannya Orang yang Kuat Mental dengan Orang yang Berpura-pura Kuat Mental

Intisari-online.com—Ada perbedaan yang sangat besar antara seorang yang kuat dengan orang yang berpura-pura kuat. Seorang ibu mertua yang suka mengontrol, pasangan yang banyak permintaan, atasan yang agresif mungkin menutupi kelemahan mereka dengan topeng “sok kuat” tadi.

Orang yang terus bertumbuh kepada kedewasaan sikap dan karakter bukan berasal dari kekuatan yang palsu. Karena seseorang menjadi kuat bukan dari sebuah proses yang palsu. Karena itu karakter yang benar-benar kuat bisa dibedakan dengan sikap yang palsu. Berikut perbedaannya!

1. Orang yang kuat mental percaya bahwa kegagalan adalah sebuah langkah sukses. Berjuang untuk meraih kesuksesan merupakan hal yang baik, namun percaya bahwa ‘saya harus sukses’ apapun yang terjadi kadang-kadang bisa jadi bumerang.

Orang yang kuat mental percaya bahwa kegagalan adalah salah satu proses menuju jalan kesuksesan. Sedangkan orang yang berpura-pura melihat kegagalan sebagai akhir dari perjuangan.

2. Orang yang kuat mental tidak berpura-pura tangguh. Berpura-pura kuat adalah sebuah tindakan untuk memamerkan diri pada orang lain. Namun ia menyembunyikan kelemahannya sendiri.

Orang yang kuat tidak membuang-buang waktunya untuk pamer pada orang lain. Ia menerima kelemahannya ketimbang berupaya menutupinya.

3. Orang yang kuat mental percaya bahwa ia bisa. Mengenali kemampuan diri sendiri akan sangat membantu orang yang kuat mental untuk terus berkembang. Ia tidak melebih-lebihkan dirinya namun fokus pada apa yang bisa dilakukannya.

Kekuatan mental adalah mengenali dan mengakui kemampuan diri dan berjuang untuk mengembangkannya.

4. Orang kuat mental tidak membanggakan diri sendiri. Orang yang merasa dirinya kuat selalu berusaha untuk membuktikan dirinya pada orang lain. Sedangkan orang yang kuat mental tidak membutuhkan hal itu.

Ia selalu berusaha untuk semakin rendah hati sekalipun ia memiliki banyak kemampuan. Ia tetap rendah hati untuk meminta pertolongan pada orang lain. Ia tidak khawatir tentang penilaian orang lain pada dirinya.

5. Orang yang kuat mental mampu mengendalikan emosinya. Ia mampu untuk mengendalikan diri dan emosinya. Ia dapat menguasainya karena ia tidak membiarkan dirinya menyimpan emosi apapun yang suatu waktu nanti dapat meledak. Orang yang pura-pura kuat tidak mampu melakukan itu karena ia selalu dikuasai oleh emosinya sendiri.

6. Orang yang kuat mental menolong orang lain berkembang. Orang yang berpura-pura kuat selalu ingin menguasai orang lain. Misalnya seperti atasan yang selalu memerintah. Sedangkan orang yang kuat mental fokus untuk mengontrol diri, pikiran, perasaan, dan tindakannya. Dengan begitu ia juga bisa menolong orang lain untuk berkembang.

7. Orang yang kuat tidak menoleransi rasa sakit. Jika orang yang pura-pura kuat berpikir untuk menerima rasa sakit dan penderitaan agar tetap terlihat kuat, maka orang yang benar-benar kuat melakukan hal yang sebaliknya.

Ia tidak hanya menerima penderitaan begitu saja tanpa belajar dari keadaan itu. Ia akan fokus untuk mengembangkan dirinya ketimbang memaksa diri untuk berpura-pura kuat.

(psychologytoday.com)