Intisari-Online.com – Tradisi yang dilestarikan karena selalu ada sesuatu yang sangat sakral dan memikat untuk setiap ritual, terutama dalam ritual pernikahan.
Kali ini tentang ritual ‘Teapai’, ritual minum teh dalam tradisi pernikahan China.
Bagi warisan budaya China, ritual minum teh ini merupakan ritula pernikahan yang paling sakral.
Dalam ritual kuno, dilakukan tepat setelah kedua mempelai saling mengikrarkan janji, karena tepat setelah janji, kedua mempelai akan melayani keluarga mempelai pria, dengan terlebih dahulu menghidangkan teh untuk mereka.
Namun, di zaman modern, ritual minum teh akhirnya berkembang sehingga praktis kedua mempelai dapat melakukan perkenalan yang tajam dan memberi hormat kepada kedua keluarga.
Biasanya saat mengadakan ritual minum teh, ada dua upacara terpisah, yaitu untuk setiap keluarga.
Hanya sepantasnya melayani keluarga mempelai pria terlebih dahulu.
Menurut ritual, pengantin pria akan menjemput mempelai wanita pagi-pagi sekali, kemudian keduanya akan pergi ke rumah pengantin pria untuk menyajikan teh dalam ritual tersebut.
Usai kunjungan mempelai wanita, lalu keduanya akan berangkat ke rumah mempelai wanita untuk menjalani ritual lainnya.
Meskipun mengadakan ritual minum teh secara inklusif, ada baiknya keluarga pengantin pria tetap dilayani terlebih dahulu.
Saat ini, ritual minum teh disajikan setelah upacara pernikahan, bisanya menjelang makan siang.
Baca Juga: Ritual ‘Mayun’, Tradisi Pernikahan Pakistan, Saatnya Pengantin Wanita ‘Dipingit’!
Beberapa orang menyajikannya setelah hari pernikahan, upacara minum teh setelah pernikahan, atau bahkan sebelumnya, melansir bridestory.
Itu tergantung pada waktu yang paling praktis, mengenai para tamu dan keluarga besar yang diundang, serta kapan pun yang dirasa nyaman.
Beberapa orang masih menghormati ritual minum teh yang dilakukan di rumah, sementara beberapa orang lebih memilih untuk melakukannya di hotel bersamaan dengan resepsi pernikahan.
Lalu, bagaimana cara melakukannya?
Pada umumnya, mempelai wnaita akan duduk di sebelah kiri, dan mempelai pria di sebelah kanan.
Bila anggota keluarga menggunakan kursi, maka menghadap ke pengantin.
Urutan biasanya seperti ini: orangtua, kakek nenek, paman dan bibi, kakak laki-laki dan perempuan, dan kemudian kakak sepupu.
Setelah menghidangkan teh kepada yang lebih tua, kedua mempelai akan meminta adik/adik sepupu untuk berbaris dan memberikan amplop merah (tentunya berisi uang).
Pada zaman dulu, mempelai yang melakukan ritual minum teh harus berlutut.
Namun sekarang, beberapa tradisi mengharuskan mereka untuk menunduk saja, tanpa perlu berlutut.
Demikianlah tradisi pernikahan China dengan mengatur waktu dan tempat yang paling nyaman, sambil tetap menghormati tradisi, sesepuh, dan keluarga besar yang akan datang.
Baca Juga: Ritual ‘Radwa’, Tradisi Pernikahan Arab, Cara Menikah yang Indah dengan Malam Pacar
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari