Inilah 5 Sindrom Psikologi Aneh yang Jarang Terdengar Namun Benar-benar Pernah Terjadi (1)

Tika Anggreni Purba

Editor

Inilah 5 Sindrom Psikologi Aneh yang Jarang Terdengar Namun Benar-benar Pernah Terjadi (1)
Inilah 5 Sindrom Psikologi Aneh yang Jarang Terdengar Namun Benar-benar Pernah Terjadi (1)

Intisari-Online.com —Pembahasan tentang ciri, sifat, dan kepribadian manusia memang tak ada habisnya. Berbagai gangguan psikologi juga tidak jarang terjadi. Berikut ini lima sindrom aneh yang hampir tidak pernah kita dengar namun terjadi:

1. Capgras Syndrome: Penderita percaya bahwa manusia bisa berubah wujud

Dalam film JFK, di sebuah persidangan dari kasus Clay Shaw, saksi penuntut menyatakan bahwa dia hadir bersama Shaw dan David Ferrie untuk mendiskusikan rencana untuk presiden. Dalam proses tersebut, pengacara Shaw mendiskreditkan saksi dengan bertanya pada saksi tersebut pertanyaan berikut ini: Pengacara: “Apakah benar Anda secara rutin melakukan uji sidik dari pada anak Anda ketika ia berangkat ke kampus?”

Saksi: “Ya, benar.”

Pengacara: “Dan benarkah jika Anda melakukan tes fingerprint kembali saat ia kembali dari kampus?”

Saksi: “Ya,”

Pengacara: “Mengapa Anda melakukan hal tersebut?”

Saksi: Karena saya ingin memastikan bahwa anak perempuan saya yang kembali adalah anak yang sama dengan yang sebelumnya berangkat ke kampus.

--

Namun tahukah Anda bahwa kejadian ini tidak hanya terjadi di dalam film. Hal ini benar-benar terjadi saat persidangan di kejadian nyatanya. Saksi tersebut menderita Capgras Syndrome. Ia percaya bahwa satu atau lebih orang bisa saja menipunya dengan berpura-pura menjadi orang yang dikenalnya.

Seorang psikiater dari Prancis, Joseph Capgras, mengidentifikasi delusi ini di tahun 1923. Ketika salah seorang pasiennya bersikeras bahwa suaminya telah digantikan oleh orang lain.

2. Fregoli Delusion : Percaya bahwa dua atau tiga orang berbeda adalah orang yang sama

Seorang pria berusia 20-an jatuh cinta dengan seorang perempuan yang beberapa kali. Ia kemudian menjadi percaya bahwa semua teman Facebooknya adalah perempuan yang disukainya tadi.

Cara berpikirnya ini membuat dia menganggap bahwa semua orang sama dengan perempuan tersebut alias terobsesi. Penolakan yang dilakukan gadis itu, membuat ia berdelusi dengan egonya.

bersambung ke bagian ke-2

(psychologytoday.com)