Mereka yang telah menikah akan memperkaya diri sendiri,
sedang kehidupan mereka ditanggung oleh perusahaan.
Alasan ketiga lebih bersifat biologis.
Disebutkan bahwa perkawinan suami-istri Belanda di Hindia ternyata sering mandul.
Keguguran dan kematian anak-anak lazim terjadi.
Anak-anak yang lahir lemah secara fisik.
Pengaruh iklim yang berbeda antara Eropa dengan Asia
menjadi penyebabnya.
Jadi, berlandaskan pada alasan ekonomi dan politik, praktik pergundikan menjadi hal yang lumrah.
Baca Juga: 'Swarga Nunut, Neraka Katut:' Kehidupan Para Gundik 'Pemuas' Raja Jawa
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR