Harta dan Kejantanan: 'Senjata Pamungkas' Para Raja Jawa Memikat Gundik

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Gundik Raja Jawa
(Ilustrasi) Gundik Raja Jawa

Intisari-Online.com - Tujuan memiliki gundik atau selir yakni untukmeningkatkan prestise pria, salah satunya melalui kemampuannya untuk menghasilkan anak.

Meski begitu,kepemilikan akan gundik jugakesempatan tak terbatas untuk memanjakan hasrat seksual mereka.

Memang menjadi hal yang lumrah pada era peradaban kuno bagi para penguasa danelite masyarakat untuk memiliki gundik atau selir, termasuk raja-raja di Jawa.

Raden Wijaya yang dikenal sebagai pendiri sekaligus raja pertama (1293-1309 Masehi) dari kerajaan legendaris Majapahit menurut babad Nagarakartagama, dia memperistri empat orang, putri dari Kertanegara, raja pamungkas Kerajaan Singasari.

Sedangkan menurut babad Pararaton, Raden Wijaya menikah hanya dengan dua orang putri dari Kertanegara, dan memiliki seorang putra yang bernama Jayanagara.

Sedangkan dari gundiknya, Raden Wijaya mempunyai dua orang putri.

Dalam babad Jawa dikatakan bahwa seorang laki-laki itu baru lengkap jika sudah mempunyai bonggol.

Bonggol bermakna hasrat atau kejantanan seksual.

Sebab terdapat suatu pendapat yang menyatakan, bahwa konsep lelaki ideal dalam imajinasi Jawa harus memiliki benggol (uang) dan bonggol (kejantanan seksual).

Keinginan raja untuk memiliki wanita ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, dari pihak wanita juga mempunyai keinginan akan posisi sebagai istri raja.

Seorang wanita Jawa berlomba untuk mendapatkan kedudukan, dengan kata lain.

Mereka bersaing mencari perhatian raja agar dapat dipilih sebagai pendamping raja.

Persaingan yang dilakukan para wanita khususnya wanitadengan status sosial rendah, berkeinginan untuk meningkatkan jenjang kelas sosial.

Status sebagai pendamping raja, kedudukan hanya sebagai selir atau gundik namun para wanita berkesempatan untuk tinggal di lingkungan keraton dengan segala fasilitas yang tidak didapatkan para wanita di luar istana.

Keinginan yang mereka harapkan, kelak akan memberikan keturunan laki–laki kepada raja, sebab apabila dapat memberikan keturunan laki – laki maka status sosial selir atau gundik akan naik.

Baca Juga: Ketika 6 Gundik Pakubuwana XII Tak Saling 'Sikut' Meski Bersaing

(*)

Artikel Terkait