Intisari-oline.com -Pada tanggal 8 November 2022, akan ada fenomena astronomis yang disebut, gerhana Bulan total.
Fenomenagerhana Bulan totalmerupakan fenomena astronomis, ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus.
Bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi.
Dengan demikian tidak ada sinar matahari yang dapat dipantulkan ke permukaan Bumi, maka terjadilah gerhana Bulan total.
Gerhana Bulan total, biasa disebut dengan Blood Moon karena warnanya yang kemerahan.
Warna kemerahan ini disebabkan oleh pembiasan Rayleigh.
"Yaitu pembiasan sinar Matahari yang secara selektif oleh atmosfer Bumi," dikutip dari Lapan.
Khususfenomena gerhana Bulan total, atau Blood Moon initernyata bisa disaksikan di Indonesia.
Gerhana Bulan total, pada 8 November 2022, bisa diamati di Indonesia.
Menurut, Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Andi Pangerang.
Menyebut gerhana Bulan total bisa disaksikan di seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
Semua wilayah di Indonesia, kecuali yang disebutkan di atas bisa menyaksikan gerhana Bulan Total.
Selain itu ada beberapa jenis gerhana bulan dan proses terjadinya simak di bawah ini:
1.Gerhana Bulan Total
Pertama adalahgerhana bulan total, ini terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan.
Sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama.
2. Gerhana Bulan Sebagian
Kedua adalah, gerhana bulan sebagian, ini disebut juga sebagai gerhana bulan parsial.
Gerhana bulansebagian ini terjadi ketika bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari.
Oleh karena inu, sebagian permukaan bulan berada di daerah penumbra, sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.
3. Gerhana Bulan Penumbra
Terakhir adalah,gerhana bulanpenumbra, ini terjadi ketika seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.
Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
Sementara itu dampak dari gerhana Bulan total bagi kehidupan manusia adalah naiknya air laut yang lebih tinggi.
Ini terjadi melebihi hari-hari biasa ketika tidak terjadi gerhana, punama, maupun Bulan bau.
Selain itu, gerhana Bulan tidak membahayakan manusia, bagi yang menyaksikannya.