Apakah Gerhana Bulan Total Berbahaya? Ternyata Ini Dampaknya Bagi Manusia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Puncak gerhana bulan total pertama tahun 2022 akan terjadi pada 16 Mei.
Puncak gerhana bulan total pertama tahun 2022 akan terjadi pada 16 Mei.

Intisari-online.com -Apakah gerhana Bulan total berbahaya bagi manusia.

Pertanyaan ini terkait dengan fenomena gerhana Bulan total, yang merupakan fenomena astronomis.

Gerhana Bulan total, merupaka fenomena di mana Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis yang lurus.

Dengan demikian, tidak ada sinar matahari yang bisa dipantulkan ke permukaan Bumi, sehingga terjadilan gerhana Bulan total.

Gerhana Bulan total, disebut dengan Blood Moon, karena warnanya yang kemerahan.

Warna ini disebabkan oleh pembiasan sinar matahari yang secara selektif oleh atmosfer Bumi.

Lantas apakah gerhana Bulan total berbahaya bagi manusia?

Banyak kabar menyebutkan bahwa gerhana Bulan berbahaya bagi ibu hamil, namun faktanya tidak demikian.

Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menegaskan, bahwa tidak ada hubungan gerhana Bulan total dengan ibu hamil.

Ternyata ini hanyalah mitos belaka tanpa ada dasar ilmiah yang ditemukan sejauh ini.

Selain itu, bagi yang menyaksikannya juga tidak akan berdampak pada mata, tidak seperti menonton gerhana Matahari yang berefek pada mata sementara.

Gerhana Bulan total juga tidak mempengaruhi mental, seperti mood.

Tetapi berkaitan dengan tekanana darah dan ritme jantung yang cenderung naik, karena gelombang air laut yang tinggi.

Sementara pada saat gerhana Bulan, jumlah nyamuk menjadi lebih banyak.

Penelitian menyebutkan jenis nyamuk bertambak banyak, seperti Aedes, Culex, dan Anopheles.

Namun, gerhana Bulan total berimbas pada bumi, hal ini diungkapkan oleh BMKG.

Menurut BMKG, gerhana Bulan total memberikan dampak pada kondisi permukaan laut.

Posisi Bulan mempengaruhi pasang surut air laut dan permukaan Bumi, efek kombinasi Bulan dan Matahari pada pasang surut air laut sedang maksimum.

Efek ini dikenal dengan nama spring tide, atau pasang surut purnama.

Sayangnya fenomena gerhana Bulan total, atau Blood Moon ini tidak bisa disaksikan di Indonesia.

Melainkan hanya bisa disaksikan di Benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah (kecuali Iran bagian Timu), Selandia Baru, dan Oseania.

Baca Juga: Pengertian Fenomena Gerhana Bulan Total dan Berbagai Jenisnya

Artikel Terkait