Intisari-Online.com – Perayaan Halloween yang biasanya penuh dengan kegembiraan berubah menjadi tragedi yang tak terlupakan di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Tragedi Itaewon yang terjadi pada 29 Oktober 2022 malam itu mengakibatkan setidanya 151 orang meninggal dunia dan 82 orang terluka.
Puluhan dari korban meninggal tersebut dilaporkan mengalami henti jantung, meskipun mereka sempat mendapatkan resusitasi jantung paru atau CPR, pertolongan pertama pada pasien henti jantung atau henti napas.
Mungkin pemandangan yang akan tak terlupakan dalam tragedi Itaewon itu adalah ketika warga turut membantu paramedis melakukan tindakan darurat pada para korban.
Dalam sebuah video di media sosial, warga setempat yang menjadi relawan mempraktikkan cardio-pulmonary resucitation (CPR) di pinggir jalan bersama para petugas medis.
Rupanya seorang pria mengundang siapa pun di antara warga setempat yang merupakan ahli di bidang kesehatan atau bisa melakukan CPR untuk bergabung.
Dalam video lain dari lokasi tragedi Itaewon juga terlihat orang-orang tanpa lelah melakukan CPR, sementara bantuan darurat melewati kerumunan untuk menolong setiap korban.
Yang menjadi pertanyaan, apakah para relawan tersebut telah melakukan CPR dengan tepat? Adakah bahaya yang terjadi bila CPR yang dilakukan ternyata salah?
Efek samping melakukan CPR yang salah
Tentu saja, setiap menit sangat berarti dalam menyelamatkan korban henti jantung.
Dengan cepat melakukan CPR akan membuat perbedaan antara hidup dan mati.
Namun, ada beberapa efek samping CPR yang dapat mengkhawatirkan penolong, terutama bagi mereka yang tidak terlatih secara resmi dalam CPR, seperti berikut ini:
1. Patah tulang rusuk
Kompresi dada tidak boleh dilakukan dengan ringan, akibatnya tulang rusuk bisa patah atau patah karena gaya.
Tulang rusuk yang patah terasa menyakitkan, dan ada kemungkinan tulang yang patah dapat menusuk jantung atau paru-paru selama kompresi.
2. Muntah
Melansir medium, muntah merupakan salah satu efek samping yang paling umum dari CPR, dan bisa berbahaya atau mengancam jiwa karena korban tidak sadar dan cairan dapat menghalangi jalan napas mereka.
Jika melihat korban muntah selama CPR atau saat tidak sadar, segera putar kepalanya ke satu sisi agar cairan mengalir dari mulut.
3. Kerusakan otak
Otak menerima sekitar 5% lebih sedikit oksigen selama CPR, yang dapat menyebabkan cedera otak.
Kerusakan otak juga bisa terjadi jika korban tidak menerima CPR dalam beberapa menit pertama setelah pingsan, jadi tindakan segera sangat penting.
4. Distensi perut
Selama CPR, udara dipaksa masuk ke paru-paru, dan udara berlebih dapat menyebabkan perut kembung.
Maka ini dapat menyebabkan muntah dan kompresi paru-paru, sehingga lebih sulit bagi korban untuk menghirup udara.
5. Pneumonia aspirasi
Muntah, atau bahkan gigi patah, dapat masuk ke paru-paru selama dilakukan CPR, yang dapat menyebabkan pneumonia.
Pneumonia bisa makin parah dan menyebabkan komplikasi selama pemulihan korban.
Anda, tentu saja dapat melakukan CPR dengan benar, dan dengan percaya diri, jika Anda belajar dan mendapatkan sertifikasi CPR dari agen yang terpercaya.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Itaewon, Inilah Tradisi Halloween yang Terlupakan dari Sejarah
Baca Juga: Tragedi Halloween di Itaewon: Apa Itu Henti Jantung dan Bedanya dengan Serangan Jantung?
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari