Intisari-online.com - Ratu Elizabeth II menjadi penguasa Inggris terlama dari 6 Februari 1952, hingga kematiannya pada 8 September.
Selama masa pemerintahannya, ada beberapa kebijakan bersifat rahasia dan bahkan bersifat kejam.
Termasuk salah satunya adalah menacarkan perang rahasia di tanah Arab.
Pada tahun 1962 setelah kematian Raja Ahmed Yaman, tentara nasionalis Arab dengan dukungan rakyat dan didukung oleh tentara Mesir Nasser merebut kekuasaan.
Lalu mendeklarasikan sebuah republik.
Sementara itu, kaum royalis melancarkan serangan balik untuk merebut kembali kekuasaan dengan dukungan dari Arab Saudi, Israel, Yordania, dan Inggris.
Meskipun Inggris secara terbuka mempertahankan kebijakan non-intervensi di Yaman.
Inggris, diam-diam memasok jet tempur untuk melakukan serangan udara di negara itu, serta jutaan pon senjata untuk pasukan royalis.
Layanan Airwork, sebuah perusahaan pertahanan swasta Inggris, bahkan menandatangani kontrak senilai 26 juta dollar AS untuk menyediakan personel untuk melatih pilot Saudi.
Pada awalnya, peran Inggris terutama untuk mendukung dan melengkapi keterlibatan Yordania dalam perang.
Jet tempur yang dipasok Inggris melakukan serangan udara di Yaman, dengan penasihat militer Inggris bergabung dengan sekutu mereka di tingkat paling senior.
Namun, keterlibatan ini meningkat pada bulan Maret 1963, ketika Inggris mulai secara diam-diam memasok senjata ke pasukan royalis itu sendiri melalui sekutu Teluk mereka.
Bulan berikutnya, kata penulis biografi MI6 Stephen Dorrill, senjata ringan senilai jutaan pound dikirim dari stasiun RAF di Wiltshire ke pemberontak, termasuk 50.000 senapan.
Source | : | Liberation.org |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR