Intisari-Online.com - Pada tanggal 26 Desember 1991, Perang Dingin, konflik yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia selama 44 tahun, akhirnya berakhir.
Perang Dingin ini terjadi antara dua negara paling kuat di dunia saat itu, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.
Tapi bagaimana akhirnya Perang Dingin berakhir?
Dilansir dari thevintagenews.com pada Minggu (16/10/2022), selama Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet bekerja sama sebagai sekutu, meskipun hubungan mereka tidak akur.
Uni Soviet merasa frustrasi karena AS terus-menerus menolak untuk menerima komunis Rusia sebagai kekuatan global yang sah.
Kefrustrasian Uni Soviet memburuk ketika AS terlambat memasuki perang, yang mengakibatkan kematian jutaan orang Rusia.
Pada akhir perang pada tahun 1945, AS takut akan pemerintahan tirani Joseph Stalin dan penegakan komunisme, yang dilihat AS sebagai ancaman terhadap demokrasi dan cara hidup Amerika.
Kekhawatiran ini memuncak ketika Jerman secara resmi dipecah menjadi dua negara: Republik Federal Jerman, lebih dikenal sebagai Jerman Barat – yang bersekutu dengan negara-negara Barat seperti AS – dan Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur, yang bersekutu dengan Uni Soviet.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Uni Soviet memperluas jangkauan mereka di seluruh Eropa timur. Hal semakin memicu ketakutan bahwa Amerika Utara adalah target Stalin berikutnya.
Sekutu Barat menerapkan strategi yang disebut "penahanan" dalam upaya untuk menghentikan ekspansi Uni Soviet.
AS mulai menimbun senjata dan meluncurkan kampanye ideologis melawan komunisme Uni Soviet.
Inilah yang diyakini banyak sejarawan sebagai pemicu konflik tak terhindarkan yang kemudian dikenal sebagai Perang Dingin.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR