Krishna Murti, Sosok Inisiator Jargon ‘Turn Back Crime’ yang Digunakan di Seluruh Kepolisian Indonesia

K. Tatik Wardayati

Editor

Krishna Murti, sosok di balik jargon 'Turn Back Crime' yang dipakai di seluruh kepolisian di Indonesia.
Krishna Murti, sosok di balik jargon 'Turn Back Crime' yang dipakai di seluruh kepolisian di Indonesia.

Intisari-Online.com – Kepolisian Republik Indonesia sedang menjadi sorotan dengan berbagai kasus yang melibatkan anggotanya sendiri.

Bahkan Presiden Joko Widodo sampai memanggil kepala Polda dan Polres di seluruh Indonesia pada Jumat (14/10/2022) ke Istana Merdeka.

Anda pernah mendengar jargon ‘Turn Back Crime’ yang dipakai di seluruh kepolisian Indonesia?

Adalah Krishna Murti, yang mempopulerkan jargon tersebut.

Krishna Murti, inisiator jargon ‘Turn Back Crime’ ini baru saja mendapat promosi di Institusi Polri.

Mengutip Bangkapos, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk Brigjen Krishna Murti, yang sebelumnya menjabat Kepala Biro di Divhubinter menjadi Kepala Divisi Hubinter Polri.

Atas pengangkatannya itu maka secara otomatis Krishna Murti akan mendapat kenaikan pangkat menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi.

Pengangkatan Krishna Murti ini tertuang dalam Surat Telegram bernomor ST/2224/X/KEP/2022 tertanggal 14 Oktober 2022.

Siapa Krishna Murti?

Sebagai Jenderal Bintang 1 Polri, sosok perwira tinggi Krishna Murti yang punya karier cemerlang di dunia kepolisian ini, pasti tidak asing lagi di telinga publik.

Krishna Murti merupakan lulusan Akademi kepolisian tahun 1991, yang lahir pada 15 Januari 1970.

Kariernya di dunia kepolisian diawali oleh Krishna Murti sebagai Pama atau Perwira Pertama Polda Jawa Tengah.

Kariernya langsung melesat, bahkan tak sampai setahun, pada tahun 1992, dia bahkan mendapat promosi jabatan sebagai Kapolsek Randudongkal, Polres Pemalang.

Ketika pangkat Krishna Murti Letnan Satu, pada tahun 1996, dia dikirim ke Bosnia, negara konflik pecahan Kroasia dan Serbia.

Lalu pada tahun 1997 sekembalinya ke tanah air, Krishna Murti langsung dilantik menjadi Kepala Unit Reserse Narkoba Polwil Surabaya.

Dia lalu melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 2000.

Menjadi lulusan terbaik PTIK, Krishna Murti pun mengemban tugas yang lebih besar lagi dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dan ditempatkan sebagai Sekretaris Pribadi Kapolda Metro Jaya di tahun 2000.

Setelah itu, Krishna Murti menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara, dan bertugas selama 3,5 tahun, hingga kemudian naik pangkat menjadi Komisaris Polisi atau Kompol.

Kariernya di Kepolisian semakin menanjak dengan ditugaskannya Krishna Murti sebagai Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Utara pada tahun 2005.

Ketika usianya mencapai kepala tiga, dia menduduki posisi Wakapolres Depok pada tahun 2006.

Lalu dia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pimpinan (Sespim) di Singapura dan Australia hingga pada tahun 2009 tepat di usianya yang ke-30.

Pada tahun 2011, Perwira menengah ini kemudian ditunjuk menjadi Kapolres Pekalongan.

Setelah jabatannya sebagai Kapolres selesai, Krishna Murti sempat menetap di New York sebagai Staf Perencanaan PBB.

Sekembalinya ke Indonesia, dia ditugaskan sebagai penerjemah utama Deephubi Tara pada 2012, lalu melanjutkan pendidikan lagi ke Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi.

Popularitas alumnus SMP Negeri 1 Malang ini naik saat menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada tahun 2015.

Dia menjadi sorotan kala memperlihatkan aksi heroiknya memimpin penyergapan teroris bom Sarinah dalam aksi tembak-menembak, pada Januari 2016.

Gaya Krishna Murti kala itu sontak menjadi perbincangan, terutama kaum hawa, ketika dia mengenakan kacamata hitam, rompi anti peluru, berkemeja hitam, dan celana warna ‘khaki’ sehingga terlihat gagah.

Jabatan Direskrimum tak lama diembannya, karena Krishna Murti memperoleh promosi sebagai Karomisinter Dephubinter Polri.

Sepanjang perjalanan dinasnya di kepolisian selama 31 tahun, Krishna Murti telah sukses menorehkan beberapa prestasi.

Dalam bertugas, Krishna Murti pun punya gaya unik sendiri, dia tampil sangat tegas namun membuang jauh-jauh image polisi yang menyeramkan dari caranya bertindak.

Dialah yang menjadi inisiator jargon ‘Turn Back Crime’ yang kini dipakai di seluruh kepolisian di Indonesia.

Baca Juga: Sampai Bikin 'Gaduh' KepolisianSeantero Indonesia, 5 Jenderal Polri Ini Langsung Turun Tangan Tolak Sidang Banding Ferdy SamboUntuk Tamatkan Karier Kepolisiannya, 'Ini Keputusan Final'

Baca Juga: Hancurnya Karier Moncer Sang Jenderal Bintang Dua Termuda, Kini Ferdy Sambo Dibayangi Ajal yang Mungkinkah Bisa Ditunda?

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait