Intisari-online.com - Dalam beberapa hari terakhir, Rusia terus-menerus membuat pernyataan yang meyakinkan tentang ketakutan akan perang nuklir.
Pada 3 Oktober, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa masalah yang berkaitan dengan senjata nuklir, menurut kantor berita TASS.
Sebelumnya, pemimpin Republik Rusia Chechnya, Ramzan Kadyrov, secara terbuka mengkritik kepemimpinan militer para jenderal Rusia dan meminta Moskow untuk mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir skala kecil di Ukraina.
Menurut perkiraan Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia saat ini memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, termasuk sekitar 1.500 hulu ledak yang tidak lagi beroperasi dan akan segera dibongkar.
1.500 hulu ledak lainnya dalam status "penyebaran" dipasang di pangkalan rudal, di pesawat pengebom atau di kapal selam di laut.
"Kepala daerah seperti Kadyrov memiliki hak untuk mengekspresikan pandangan mereka, tetapi bahkan di masa-masa tersulit sekalipun, kita tidak boleh membiarkan emosi mengganggu penilaian dalam bentuk apa pun," katanya.
Peskov menegaskan bahwa doktrin nuklir Rusia merupakan dasar penting untuk setiap keputusan penggunaan senjata nuklir oleh negara.
Doktrin ini menetapkan beberapa situasi di mana Moskow dapat menggunakan persenjataan nuklirnya.
Salah satu situasi itu adalah ketika lawan melancarkan perang yang secara langsung mengancam keberadaan bangsa rakyat Rusia.
Namun, ambang ancaman dari serangan semacam itu belum ditentukan dengan jelas oleh otoritas Rusia.
Dalam pidato baru-baru ini tentang perintah mobilisasi parsial, Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia sekarang terjebak di tengah "perjuangan untuk bertahan hidup", menurut kantor berita Reuters.
Dia menegaskan kembali pandangan bahwa tujuan Barat adalah untuk mendukung Ukraina untuk menghancurkan Rusia dan mengancam seluruh rakyat Rusia.
Source | : | TASS |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR