Meski demikian, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, mengatakan bahwa pelepasan gas air mata ke arah dalam kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan sudah sesuai dengan prosedur.
Menurutnya, gas air mata dilepaskan untuk menghalau suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat kerusuhan.
"Sehingga terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.
Ia pun berujar jika suporter mematuhi aturan, maka peristiwa itu tak akan terjadi.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," katanya lagi.
Kini, penggunaan gas air mata dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan menjadi sorotan masyarakat Indonesia.
Apa efek gas air mata seperti yang digunakan petugas keamanan dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang?
Melansir Britannica, gas air mata atau juga disebut lacrimator adalah salah satu dari kelompok zat yang mengiritasi selaput lendir mata, menyebabkan sensasi menyengat, dan masalah lainnya.
Ada tiga macam gas air mata yang saat ini umum dipergunakan baik oleh individu maupun aparat keamanan.
Ketiganya antara lain CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica.
Kandungan dalam satu kaleng gas air mata sendiri antara lain arang, potasium nitrat, silikon, sukrosa, potasium klorat, magnesium karbonat, dan O-Chlorobenzalmalononitrile.
Meski secara umum tak mematikan, namun ada berbagai efek ditimbulkan oleh gas air mata.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR