Mungkin dia benar-benar terobsesi dengan pengasingan, dengan menciptakan seluruh dunia di mana dia tidak akan pernah melihat jiwa lain yang hidup, namun ini tidak pernah dikonfirmasi padanya dengan pasti.
Berlangsung selama bertahun-taun, hingga rumah itu menjadi rusak, dan pada tahun 1879, satu-satunya kamar yang dapat dihuni adalah kamar milik John, dengan lantai kosong, perabotannya disingkirkan, dan setiap kamarnya dicat warna pink.
Beberapa orang mungkin berpikir dia gila, tetapi catatan dan fotonya mengungkapkan dia terlihat cukup normal.
Semakin tua, dia semakin tertutup, dan pada saat kematiannya, dia memiliki kebiasaan bersikeras bahwa ayam panggang setiap hari dan pelayan membawakan makanannya di truk panas yang berjalan di terowongan rumahnya.
John meninggal pada 6 Desember 1879, pada usia 79 tahun.
Dia menghabiskan hari-hari terakhir hidupnya di London, di Harcourt House, karena Welbeck Abbey tidak lagi layak huni.
Dia dimakamkan di kuburan sederhana di Kensal Green Cemetery di London Utara, tanpa ahli waris untuk mewarisi hartanya.
Perkebunan itu jatuh ke tangan sepupunya, William yang lain.
Akhirnya, sebagian dari tanah miliknya akan diubah menjadi museum untuk memperingati kehidupannya yang aneh dan tertutup.
Rumahnya hingga kini masih berdiri sebagai monumen bagi salah satu introvert paling terkenal dan eksentrik dalam sejarah.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR