Intisari-Online.com - Saat ini, agaknya NATO tengah ketar-ketir setelah beberapa dokumen rahasia mereka dicuri oleh peretas untuk dijual.
Kini, NATO sedang menilai dampak dari pelanggaran data dokumen militer rahasia yang dijual oleh kelompok peretas online.
Melansir BBC, Jumat (26/8/2022), data yang diretas tersebut termasuk cetak biru senjata yang digunakan oleh sekutu NATO dalam perang Ukraina.
Peretas kriminal menjual berkas setelah mencuri data yang terkait dengan pembuat senjata utama Eropa.
MBDA Missile Systems mengakui datanya termasuk di antara data-data yang dicuri tetapi mengklaim tidak ada file rahasia milik perusahaan.
Perusahaan pan-Eropa, yang berkantor pusat di Prancis, itu mengatakan informasinya diretas dari hard drive eksternal yang disusupi.
Perusahaan itu menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang di Italia, tempat pelanggaran data terjadi.
Penyelidikan dipusatkan di sekitar salah satu pemasok MBDA.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara NATO mengatakan: "Kami sedang menilai klaim yang berkaitan dengan data yang diduga dicuri dari MBDA. Kami tidak memiliki indikasi bahwa jaringan NATO telah disusupi."
Penjahat dunia maya, yang beroperasi di forum Rusia dan Inggris, menjual 80GB data curian seharga 15 Bitcoin (sekitar £273.000/ sekitar Rp4,7 miliar) dan mengklaim telah menjual simpanan itu kepada setidaknya satu pembeli yang tidak dikenal sejauh ini.
Dalam iklan mereka untuk data yang dicuri, para peretas mengklaim memiliki "informasi rahasia tentang karyawan perusahaan yang mengambil bagian dalam pengembangan proyek militer tertutup" serta "dokumentasi desain, gambar, presentasi, materi video dan foto, perjanjian kontrak dan korespondensi dengan perusahaan lain”.
BBC sempat melihat sampel data gratis 50MB, termasuk dokumen berlabel "RAHASIA NATO", "PEMBATASAN NATO" dan "Informasi Terkendali Tidak Diklasifikasikan".
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR