Intisari-Online.com – Zhao Jing adalah seorang penyensor untuk Kaisar Ming Shi Zong di China Kuno.
Zhao Jing ditangkap karena merekomendasikan pada Kaisar untuk memakzulkan Perdana Menteri Yang Song.
Dia lalu dibawa kembali ke ibukota dengan borgol dan belenggu dari jarak ribuan mil.
Selama perjalanan itu, dia jatuh dari gerobak beberapa kali dan dilindas oleh gerobak.
Setelah dia dimasukkan ke penjara, seorang pengusaha yang berbagi sel yang sama dengannya melihat tubuhnya yang babak belur.
Pengusaha itu berkata, “Jika Anda memberi penjaga penjara 60 unit emas, Anda mungkin bisa menyelamatkan kaki Anda besok.”
Zhao Jing berkata, “Aku bahkan tidak peduli apakah aku bisa menjaga kepalaku, mengapa aku harus mengkhawatirkan kakiku?”
Teman satu selnya itu selalu berbicara dengan penjaga atas nama Zhao, akibatnya tidak ada yang terjadi padanya pada hari berikutnya di persidangannya.
Sementara Perdana Menteri Yang Song merekomendasikan hukuman 100 cambuk, tetapi Kaisar Shi Zong menolak dan memberhentikan Zhao Jing dari pekerjaannya sebagai hukumannya.
Lima belas tahun kemudian, ketika Ming Mu Zhong menjadi kaisar, Zhao Jing dipanggil kembali untuk melayani.
Dalam perjalanannya ke Guizhou untuk menjadi inspektur, dia melewati makam Yang Song, yang meninggal dalam kemiskinan dan kesengsaraan setelah kekayaannya disita.
Melihat rumput liar di seluruh kuburan Yang Song, Zhao Jing menemui pejabat setempat yang bertanggung jawab, dan meminta kuburan itu dirawat.
Tapi Zhao Jing dipecat karena menyinggung Perdana Menteri Zhang Juzheng.
Lalu, setelah kematian Zhang Juzheng, Zhao Jing dipanggil kembali untuk melayani lagi di Kementerian Dalam Negeri.
Karena Zhao Jing begitu murah hati dan pemaaf, orang-orang mengatakan bahwa dia adalah seorang penatua negarawan.
Kisah tersebut menginspirasi kita sebuah prinsip, bahwa orang biasa akan menggunakan posisinya untuk membalas dendam, sementara orang mulia akan melepaskan keluhan, itulah sebabnya dia bisa mendapatkan reputasi sebagai ‘penatua negarawan.’
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari