Pembelian sistem rudal Barak-8 Vietnam akan menjadi kemenangan besar bagi India setelah pembelian sistem rudal anti-kapal BrahMos Indo-Rusia oleh Filipina baru-baru ini senilai US$ 375 juta.
India terus meningkatkan ekspor pertahanannya, yang akan memperkuat produksi pertahanan dalam negerinya, sebagai bagian dari inisiatif pemerintah 'Make in India' dan 'Atmanirbhar Bharat' (mandiri).
Produksi rudal Barak-8 dilakukan oleh perusahaan patungan Indo-Israel, KRAS, antara Rafael, Kalyani Group, dan Bharat Dynamics Limited.
Ketertarikan Vietnam pada sistem pertahanan rudal Barak-8 bertentangan dengan kekhawatiran Hanoi atas perang China sambil menegaskan klaim maritimnya di wilayah Laut China Selatan (LCS), yang mencakup Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam.
Sementara Vietnam mencoba untuk menjaga hubungan baik dengan China meskipun ada sengketa wilayah, dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan antara kedua negara tetap tinggi, berdampak buruk pada kegiatan penangkapan ikan dan eksplorasi sumber daya alam di perairan yang diperebutkan.
Contoh terbaru adalah pada bulan Maret ketika Vietnam menuduh China melanggar ZEE-nya dengan melakukan latihan militer di perairan antara provinsi Hainan dan Vietnam.
Vietnam juga tertarik membeli sistem rudal Brahmos dari India.
Sistem rudal Brahmos atau Barak-8 dapat memungkinkan negara-negara seperti Vietnam untuk menggunakan strategi anti-akses/area penolakan (A2/AD) versi mereka yang dirancang oleh China untuk melawan Angkatan Laut AS di wilayah LCS.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR