Intisari-online.com - Skandal pembunuhan yang melibatkan penangkapan Jenderal Ferdy Sambo telah menyeret banyak rekannya ke dalam pusaran.
Termasuk seorang polwan cantik yang dikabarkan menjadi gundik Sambo di tengah tuduhan lain bahwa ia sangat terlibat dalam bisnis perjudian dan mengelola kristal cincin metamfetamin.
Diperkuat dengan pernyataan pengacara Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak, mengatakan motif pembunuhan Yosua sebenarnya adalah sepengetahuannya bahwa sang jenderal, salah satu pejabat Polri yang paling ditakuti, terlibat dalam bisnis perjudian dan produksi sabu.
"Perkara ini memang ada kaitannya dengan perempuan, ada kaitannya dengan tata kelola sabu-sabu, miras, dan judi," kata Kamaruddin Simanjuntak dalam sebuah acara talkshow pada Rabu, (10/8/22)
Ini pun kemudian disoroti oleh media asing yang berani blak-blakan sebut kepolisian Indonesia yang terburuk di Asia Tenggara.
Mengutip Asia Sentinel dalam artikelnya berjudul "Indonesia’s Police Scandal Widens in Shocking New Directions"
Menguak beberapa tabir kelam yang menjadi buntut dari kasus besar yang menimpa Irjen Ferdy Sambo.
Jenderal bintang dua yang sebelumnya mengepalai divisi urusan dalam negeri itu dituduh memalsukan baku tembak antara perwira junior, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, dan pengawalnya Bharada Richard Eliezer.
Di mana Yosua terbunuh pada (8/7) dengan dalih bahwa Yosua dibunuh, karena melakukan pelecehan seksual terhadap istri Sambo, Puteri Candrawati.
Berita pembunuhan itu muncul perlahan di tengah tuduhan bahwa sebanyak 30 petugas termasuk tiga jenderal polisi telah membantu mengaburkan bukti dan menutupinya.
Selain Sambo, tiga orang lainnya telah ditetapkan secara langsung sebagai tersangka dalam pembunuhan itu.
Yakni Bharada Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf, seorang sopir yang diduga menyaksikan penembakan dan membantu memalsukan.
Source | : | asia sentinel |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR