Intisari-Online.com – Kisah dari kekaisaran China Kuno selalu menarik, mulai dari intrik hingga masalah perselingkuhan, hingga nilai-nilai yang memotivasi.
Pada suatu ketika Kaisar Yu, Kaisar pendiri Dinasti Xia, pergi untuk memeriksa kerajaannya.
Dia melihat seorang pejahat dikawal untuk dihukum.
Dia memerintahkan penjaga gerbong untuk berhenti dan bertanya, “Kejahatan apa yang dia lakukan?”
Para penjaga kemudian berkata, “Dia tertangkap basah mencuri. Kami membawanya ke lokasi ini untuk dihukum.
Kaisar Yu melangkah keluar dari keretanya.
Dia mendatangi penjahat itu dan bertanya, “Mengapa kamu mencuri?”
Penjahat itu sangat ketakutan karena dia menghadapi pejabat yang sangat penting di negerinya, dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.
Kaisar Yu tidak marah tetapi terus menasihatinya sambil meneteskan air mata.
Para pejabat di sekitar Kaisar Yu tidak mengerti mengapa Kaisar mereka sampai seperti itu dan mereka bertanya, “Orang ini mencuri dari orang lain dan harus dihukum. Lalu mengapa Yang Mulia sangat menderita sampai meneteskan air mata seperti itu?”
Kaisar Yu berkata, “Saya tidak menangis untuknya tetapi untuk diri saya sendiri. Ketika Yao dan Shun adalah Kaisar, semua warga mengikuti hati dan standar moral mereka.
Sekarang saya adalah Kaisar, tetapi rakyat saya tidak mengikuti standar moral saya, melakukan kejahatan seperti itu dan menyakiti orang lain.
Melihat keadaan seperti itu di kerajaanku sendiri sangat membuatku kesal!”
Kaisar Yu meminta seseorang untuk membawa piringan dan menulis, “Ketika warga melakukan kejahatan, itu salahku.”
Dia kemudian memerintahkan para penjaga untuk membebaskan pencuri itu.
Apa sebenarnya yang dicuri oleh pencuri itu sehingga Kaisar Yu menyuruh penjaga untuk membebaskannya?
Pencuri itu tertangkap basah mencuri gandum dan beras.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari