Advertorial
Intisari-Online.com – Selalu menarik dan mencengangkan kisah dari kekaisaran China Kuno yang mengundang penasaran bagaimana akhir dari sebuah cerita para penguasa dan orang yang ada di sekitar mereka.
Raja Wu dari Zhou adalah putra Raja Wen dari Kerajaan Zhou.
Pada tahun kedua belas setelah Raja Wu naik takhta, dia memulai Dinasti Zhou (1122 SM-222 SM).
Dinasti Zhou adalah periode penting dalam sejarah China.
Tiga puluh tujuh kaisar memerintah selama sembilan ratus tahun sebelum Dinasti Zhou ditaklukkan oleh Dinasti Qin pada 221 SM.
Dinasti Zhou tidak hanya merupakan dinasti terpanjang dalam sejarah China, tetapi juga merupakan masa kejayaan peradaban China Kuno.
Filosofi Konfusianisme dan Tao yang berkembang selama Dinasti Zhou telah mempengaruhi generasi sepanjang sejarah China.
Pada awal pemerintahan Raja Wu, dia bertanya kepada Jiang Ziya, penasihat militernya, apakah ada cara mudah untuk melestarikan, mengoperasikan, dan efektif untuk digunakan yang memungkinkan generasa mendatang untuk menjaga selamanya fondasi nasional yang diciptakan oleh nenek moyang mereka.
Jiang Ziya memberi tahu Raja Wu bahwa ada metode seperti itu dalam buku yang diturunkan dari raja-raja sebelumnya, dan dia harus tulus dan hormat sebelum membaca buku itu.
Tiga hari kemudian, Raja Wu mengenakan mahkota dan berdiri tegak menghadap ke timur.
Dia dengan hormat meminta Jiang Ziya untuk memberikan buku itu kepadanya.
Jiang Ziya kemudian mulai membacakan, “Siapa pun yang rajin dalam mengelola negara, menghormati surga, dan menyingkirkan kemalasan dan keinginan untuk kenyamanan, akan makmur.
Barang siapa melalaikan kewajiban dan menginginkan kenyamanan, maka urusannya akan menurun.
Urusan seseorang dengan rasa kebenaran lebih dari keinginan pribadi akan berhasil; sebaliknya, urusan seeorang dengan rasa keinginan pribadi lebih dari kebenaran akan digagalkan.
Ini adalah cara yang mudah dipelihara, mudah dioperasikan, dan efektif digunakan, untuk diikuti oleh generasai mendatang selamanya.”
Setelah mendengar apa yang dibaca Jiang, Raja Wu merasa lebih hormat dan yakin.
Dia memerintahkan kata-kata itu ditulis di cermin, wastafel, pilar, pintu, dan jendela, sehingga dia merasa diingatkan dan mendorong dirinya sendiri dengan kata-kata itu setiap saat.
Meskipun dia adalah raja dan kaisar, namun Raja Wu masih bisa meminta nasihat yang bermanfaat dari seorang bijak untuk digunakannya sebagai perintah memperbaiki perilaku dan pikirannya.
Demikianlah dia berusaha untuk mencapai kebijaksanaan murni yang memungkinkannya untuk memahami kehendak Tuhan.
Oleh karena itulah, Dinasti Zhou bisa bertahan dan memerintah selama sembilan ratus tahun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari