Intisari-Online.com - Sejak Rusia meluncurkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, barat mulai memasok senjata ke Ukraina untuk membantunya melawan serangan Rusia.
Jerman merupakan salah satu negara yang aktif mengirimkan senjatanya untuk membantu Ukraina.
Namun, tak semua senjata bekerja dengan baik. Ada pula senjata yang 'gagal' digunakan di Ukraina.
Surat kabar Jerman, Der Spiegel melaporkan pada hari Jumat, melaporkan bahwa senjata artileri Jerman mogok sebulan setelah dikirim ke Ukraina.
Senjata-senjata itu dilaporkan berjuang untuk mengatasi tingginya tingkat tembakan yang dilakukan oleh militer Ukraina.
Beberapa dari tujuh senjata Panzerhaubitze 2000 yang dikirim ke Ukraina pada akhir Juni menunjukkan tanda-tanda "keausan," lapor situs berita Jerman tersebut, mengutip sumber anonim.
Beberapa perangkat keras menampilkan pesan kesalahan dan perlu diperbaiki.
Melansir Russian Today, Jumat (29/9/2022), militer Jerman percaya bahwa masalah berasal dari banyaknya peluru yang ditembakkan setiap hari oleh pasukan Ukraina, yang merusak mekanisme pemuatan howitzer.
Laporan itu mencatat bahwa menghabiskan 100 peluru per hari dianggap penggunaan intensitas tinggi.
Laporan itu juga menambahkan bahwa Ukraina menembakkan "jauh lebih banyak" daripada jumlah ini.
Meskipun tampaknya kelebihan senjata Jerman, pasukan Kyiv masih menembakkan hanya sebagian kecil dibandingkan peluru yang ditembakkan militer Rusia sebagai balasannya.
Para pejabat Ukraina menyatakan awal bulan ini bahwa senjata mereka menembus 6.000 peluru per hari, dibandingkan dengan 20.000 peluru di Rusia.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR